Hak Muslim Atas
Muslim Yang Lain
Berkata
Al Habib Abdullah bin Alawi Al Haddad dalam kitab Nasoih Ad Diniyyah prihal hak
dan kewajiban setiap muslim terhadap muslim lainnya:
Hak seorang Muslim terhadap
Muslim yang lain
Setiap Muslim terhadap
Muslim yang lain mempunyai hak dan kewajiban yang banyak, dan telah pun saya
bicarakan sebahagian dari padanya di dalam buku kecil saya berjudul Risalatul-Mu’awanah, bacalah buku itu jika perlu. .
Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam
telah bersabda:
حق المسلم على المسلم ست : فقيل : وما هي
يا رسول الله ؟ قال : إذا لقيته فسلم عليه , وإذا دعاك فأجبه , وإذا استنصحك فانصح
له , وإذا عطش فحمد الله فشمته , وإذا مرض فعده , وإذا مات فاتبعه
“Hak seorang Muslim
terhadap Muslim yang lain enam perkara. Para sahabat bertanya: Apa dia duhai
Rasulullah? Jawab Nabi: Jika· anda menemuinya, hendaklah memberi salam. Jika ia
mengundangmu, hendaklah memenuhi undangannya. Jika ia minta nasihat, hendaklah
menasihatinya. Jika ia bersin serta mengucap Alhamdulillah, hendaklah mendoakannya.
Jika ia sakit, hendaklah melawatnya. Jika ia mati, hendaklah turut hantar
jenazahnya ke kubur.”
Di antara
hak-hak yang dituntut melakukannya antara seorang Muslim dengan Muslim yang
lain ialah memperbanyak nasihat mengenai urusan agama, membantu dalam
mengerjakan kebajikan dan taqwa kepada Allah Ta’ala, serta mengajak untuk
berbuat ketaatan terhadap perintah-perintah Tuhan seru sekalian alam.
Di antara
hak-hak yang terpenting lagi ialah:
(1)
Menutup keaibannya.
(2)
Meringankan kesusahannya.
(3)
Membantu dalam segala pekara penting dan
(4)
Memenuhi segala hajat dan keperluannya.
(5)
Menghapuskan duka-nestapanya.
(6)
Membelanya jika teraniaya.
(7)
Menolongnya jika lemah.
(8)
Meringankan bebanan hidupnya.
(9)
Menghormati yang tua.
(10)Berbelas-kasihan
terhadap yang kecil.
(11)Tiada
menyusahkan seorang Muslim yang lain, tiada menyia-nyiakannya, atau
menghinanya, atau memandangnya rendah.
(12)Tiada
mencaci seorang Muslim, atau mengejek-ngejeknya.
(13)Tiada
menipu seorang Muslim yang lain.
(14)Tiada
mendengki seorang Muslim, atau memendam perasaan dendam terhadapnya, atau
menyangka sesuatu yang tidak baik terhadapnya.
(15)Hendaklah
mengambil berat terhadap urusan kaum Muslimin, merasa gembira ketika mereka
senang, dan bermuram-durja ketika mereka sedang dalam kesusahan.
(16)
Hendaklah mengharapkan sesuatu yang baik bagi mereka, sebagaimana ia
mengharapkan bagi diri sendiri, dan membenci sesuatu yang tidak baik bagi
mereka, sebagaimana ia membencinya untuk diri sendiri.
Sabda Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
لايؤمن
أحدكم حتى يحب لأخيه ما يحب ليفسه
“Tiada sempurna iman seseorang kamu, sehingga ia mencintai
saudaranya, sebagaimana ia mencintai diri sendiri.”
Sabdanya
lagi:
المسلم
للمسلم كالبنيان , يشد بعضه بعضا
Seorang Muslim terhadap Muslim yang lain, laksana sebuah binaan,
yang setengahnya mengukuhkan setengah yang lain.”
Sabdanya
Lagi:
من لم
يهتم بأمر المسلمين فليس منهم
“Barang siapa tiada mengambil berat terhadap urusan kaum Muslimin,
maka dia bukanlah dari golongan mereka sendiri.”
Sabdanya
Lagi:
ليس منا,
من لم يرحم صغيرنا , ويوقر كبيرنا
“Bukan dari golongan kami, siapa yang tiada berbelas-kasihan
terhadap yang kecil dan menghormati yang tua di antara kami.”
Sabdanya
Lagi:
من غشنا
فليس منا
“Sesiapa yang menipu kami, maka ia bukanlah dari golongan kami.”
Sabdanya
lagi:
انصر أخاك
ظالما أو مظلوما , فقال رجل : ننصره إذا كان مظلوما , فكيف ننصره ظالما؟ قال صلى
الله عليه وسلم : تمنعه من الظلم, فذلك نصرة له
“Bantulah saudaramu apabila ia menjadi orang yang menganiaya atau
orang yang teraniaya. Seorang sahabat bertanya: Kita memang membantunya jika ia
menjadi orang yang teraniaya, tetapi bagaimana pula boleh kita membantunya,
jika ia menjadi orang yang menganiaya? Jawab Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam:
Kita melarangnya dari menganiaya orang lain itulah bererti kita membantunya.”
Sabdanya
Lagi:
لاتحاسدوا
, ولا تنا جشوا , ولا تدابروا , ولا بيع بعضكم على بيع بعض وكونوا عباد الله
إخوانا, المسلم أخو المسلم , لايظلمه, ولا يخدله , ولا يحقره, ولا يكذبه , التقوى
ههنا , ويشير بيده إلى صدره ثلاث مرات. بحسب امرىء من الشر أن يحقر أخاه المسلم ,
كل المسلم على المسلم حرام دمه وماله وعرضه.
“Janganlah kamu dengki-mendengki, jangan bersaingan dalam
tawar-menawar (sedang kamu tiada berhajat untuk membeli), jangan
bermusuh-musuhan, dan jangan seseorang kamu menambah harga atas sesuatu barang
yang telah dibeli oleh setengah kamu, dan jadilah kamu sekalian sebagai
hamba-hamba Allah yang bersaudara. Seorang Muslim adalah saudara kepada Muslim
yang lain, tidak boleh menganiayanya, atau merendahkan kedudukannya,
menghinanya, atau mendustakannya. Taqwa berada di sini, sambil
baginda mengisyaratkan ke dadanya (disebutkannya tiga kali). Memadailah seorang
manusia itu dikira telah berbuat jahat dengan menghina seorang saudaranya yang
Muslim. Setiap Muslim terhadap Muslim yang lain, haram darahnya dan hartanya
dan kehormatan dinnya.”
Sabdanya
Lagi:
من نفس عن
مؤمن كربة من كرب الدنيا و نفس الله عنه كربة من كرب يوم القيامة , ومن يسر على
معسر , يسره الله عليه في الدنيا والآخرة , ومن ستر مسلما, ستره الله في الدنيا
والآخرة , والله في عون العبد , مادام العبد في عون أخيه.
“Barang siapa melepaskan seorang Muslim suatu kesusahan dari
kesusahan-kesusahan dunia, niscaya Allah akan melepaskannya suatu kesusahan
dari kesusahan-kesusahan Hari Kiamat. Barang siapa yang meringankan suatu
kesempitan seorang, niscaya Allah akan meringankan kesempitannya di dunia dan
akhirat. Barang siapa menutup (keaiban) seorang Muslim, niscaya Allah akan
menutup (keaiban)nya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa bersedia untuk
membantu hambaNya, selama hamba itu senantiasa bersedia untuk membantu
saudaranya.”
Sabdanya
lagi:
من كان في
حاجة أخيه , كان الله في حاحته
“Barangsiapa senantiasa mengambil berat tentang keperluan
saudaranya, niscaya Allah senantiasa mengambil berat terhadap keperluannya.
Allah
sajalah yang menunjukkan yang hak (benar) dan Dialah yang menunjuk jalan yang
lurus.
Seseorang tidak dapat
memilih mati dalam keadaan Islam dengan sendirinya, akan tetapi Allah SWT telah
menjadikan jalan baginya untuk mewujudkannya. Jikalau sang hamba telah
menempuhnya, berarti ia telah menjalankan prosedurnya dan segala macam
perintah-Nya.
Yaitu memilih mati dalam
keadaan Islam dengan penuh pengharapan dan tekad yang bulat Ia membenci mati
dalam keadaan selain Islam dan ia selalu memohon kepada Allah SWT agar ia
dimatikan dalam keadaan Islam. Demikianlah Allah SWT mensifatkan para nabi-Nya
dan hamba-hamba-Nya yang shaleh.
Sebagaimana Allah SWT
mengabarkan tentang Nabi Allah Yusuf bin Ya’qub as:
أنت ولي في الدنيا والآخرة
توفني مسلما وألحقني بالصالحين (101
Artinya: “Engkaulah
Pelindungku di dunia dan akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan
kumpulkanlah aku bersama orang-orang yang shaleh.” (Qa. Yusuf ayat: 101).
Juga tentang para
penyihir ketika mereka beriman dan mendapat ancaman hukuman dari Fir’aun:
ربنآ افرغ علينا صبرا وتوفنا
مسلمين (126
Artinya: ‘Ya Tuhan kami,
limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah
diri (kepada-Mu).” (Qs. al-A’raaf ayat: 126).
Allah SWT menceritakan
tentang Nabi Allah Ibrahim as bahwa ia berwasiat kepada anaknya. Demikian juga
Nabi Allah Ya’qub as yang berwasiat kepada anaknya agar meninggal dalam keadaan
Islam. Dalam firman Allah SWT:
ووصى بها إبراهيم بنيه ويعقوب
يابني إن الله اصطفى لكم الدين فلا تموتن الا وانتم مسلمون (132
Artinya: “Dan Ibrahim
telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub.
(Ibrahim berkata): Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama
ini bagimu, maka janganlah engkau wafat kecuali dalam memeluk agama Islam.”
(Qs. al-Baqarah ayat 132).
Oleh karena itu,
hendaknya seseorang berusaha menjaga dan memperteguh keislamannya dengan
menjalankan perintah Allah SWT. Karena orang yang meninggalkan perintah Allah
SWT, maka ia rentan mati di luar Islam. Ia melakukan pelanggaran itu sebagai
bukti bahwa ia meremehkan agama, maka hendaknya seorang muslim berhati-hati
dalam hal ini.
Hendaknya ia juga
menghindari kemaksiatan dan perbuatan dosa. Karena kemaksiatan dapat melemahkan
Islam, mengguncang tatanannya dan dapat menyebabkan keimanannya rentan tercabut
menjelang kematian, hal
ini sebagaimana yang banj para pelaku kemaksiatan.
Dalam Kitab Suci
al-Qur’an, Allah SWT berfirman:
ثم كان عاقبة الذين أسائوا
السوأى أن كذبوا بئايات الله وكانوا بها يستهزئون (10
Artinya: “Kemudian,
akibat orang-orang yang mengerjakan kejahatan adalah (adzab) yang lebih buruk.
Karena mereka mendustakan ayat-ayat Allah dan mereka selalu
memperolok-oloknya.” (Qs. ar-Ruum ayat 10).
Hendaknya hal ini
dijadikan bahan renungan. Oleh karenanya, ajaklah dirimu untuk menjalankan
segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala macam larangan-Nya. Jika engkau
terjerumus dalam suatu kemaksiatan, maka segeralah bertaubat kepada Allah SWT dan
janganlah sekali-kali tetap berkecimpung di dalamnya.
Memohonlah selalu kepada
Allah SWT untuk khusnul khatimah’ Karena kami telah mendengar, bahwa setan
terlaknat berkata: “Telah mematahkan punggungku orang yang memohon kepada Allah
SWT khusnul khatimah, seraya ia berkata: ‘Kapan ia merasa takjub dengan amal
perbuatannya, aku takut kalau ia sudah pandai.”
No comments:
Post a Comment