Indra ke enam menurut al
quran
Para Ahli psikologi menyebut ada jenis indra yang tidak
lazim, yang disebut dengan indra keenam. Seperti al-istisyfaf (penerawangan),
yaitu melihat berbagai hal atau peristiwa yang jauh dari jangkauan indra pada
umumnya.
Sebagian pakar ilmu
psikologi menaruh perhatian besar pada fenomena ini. Mereka mengadakan berbagai
penelitian akan tetapi hasil yang ditemukan tidak pasti. Mereka tidak memiliki
pemahaman yang jelas akan fenomena tersebut.
Indra yang satu ini
tidak terdapat pada seluruh diri manusia. Kadang berupa kejernihan ruhani pada
orang-orang tertentu sehingga memungkinkan mereka untuk melampaui batas ruang
guna mengetahui berbagai hal. Al-Quran mencontohkan hal ini kepada Nabi Yaqub
AS. Ketika beliau mencium bau Yusuf AS, saat kafilah Mesir membawanya menuju
tempat tinggal Nabi Yaqub AS. Padahal tempat itu jauh jaraknya, sekitar enam
hari naik onta.
“Tatkala kafilah
itu telah keluar (dari negeri Mesir), berkata ayah mereka, ‘Sesungguhnya aku
mencium bau Yusuf, sekiranya kamu tidak menuduhku lemah akal (tentu kamu
memebnarkanku).” (QS. Yusuf:94)
Kemampuan Nabi Yaqub
AS mencium bau Yusuf AS. Dari tempat yang jauh tersebut menunjukkan
dengan jelas tentang adanya fenomena pengidraan dengan indra keenam.
Selain itu di antara
mukjizat Nabi Isa AS. Yang dijelaskan Al-Quran adalah mengetahui apa yang
dimakan oran-orang dan disimpan di rumahnya.
“Dan Aku kabarkan
kepada kamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu.” (QS.
Ali Imran: 49)
Dengan kemampuan
tersebut beliau dapat mengetahui berbagai hal yang tidak terlihat. Mungkin
sebagai bentuk ilham ilahi.
DALAM buku-buku
hadits, indra keenam ini juga sering disebut oleh para ulama tasawuf dengan
istilah kasyfu. Muslim meriwayatkannya dri Rsaulullah SAW.
“Sempurnakanlah ruku’
dan sujud. Demi Allah, sesungguhnya aku pasti melihat semua ruku’ maupun sujud
meskipun dengan membalikkan punggungku.” (Muslim)
Kemampuan Nabi
Muhammad SAW melihat sahabatnya ruku’ dan sujud dari balik punggungnya
merupakan salah satu bentuk penerawangan. Karena kesucian hati dan jiwa
Rasulullah SAW.
Diriwayatkan oleh
Hanzallah Al-Usaidi, salah seorang juru tulis Rasulullah SAW, ia bertanya: “Ya
Rasulullah, ketika kami berada di majelis engaku mengingatkan kami akan neraka
dan surga, seolah-olah kami melihat dengan mata kepala kami, tetapi ketika kami
keluar dari majelsimu an bergaul dengan istri, anak dan penghidupan kami, maka
kami pun banyak lupa.” Rasulullah menjawab. “Demi Allah, seandainya kamu semua
bisa bersikap seperti ketika kamu bersamaku dan mengingat neraka dan surga,
maka para malaikat akan menyalami kamu, baik di tempat tidurmu maupun di
perjalannmu. Akan tetapi, ya Hanzallah, per jam tiga kali.” (Muslim &
Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan
kepad kita, bahwa sahabat akan mampu melihat malaikat jika kosisten dengan
kondisi mereka keika bersama Rasulullah SAW, yaitu hati yang suci jiwa yang
bersih dan senantiasa mengingat Allah SWT.
Sumber: Psikologi
Qurani/penulis:Prof. Dr. Utsman Najatti/Penerbit:Aulia Pres
No comments:
Post a Comment