Monday 27 April 2015

MAHALNYA HIDAYAH

MAHALNYA HIDAYAH
Rasulullah n bersabda:
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ الْأَجْرِ مِثْلُ أُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا، وَمَنْ دَعَا إِلَى ضَلَالَةٍ كَانَ عَلَيْهِ مِنَ الْإِثْمِ مِثْلُ آثَامِ مَنْ تَبِعَهُ لَا يَنْقُصُ ذَلِكَ مِنْ آثاَمِهِمْ شَيْئًا
“Barang siapa mengajak kepada hidayah maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikitpun. Dan barang siapa mengajak kepada kesesatan maka ia akan mendapat dosa seperti dosa orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi sedikitpun dosa mereka.”
Al-Imam al-Albani berkata tentang hadits ini dalam as-Silsilah ash-Shahihah (2/548), “Hadits ini diriwayatkan oleh Muslim (8/62), Abu Dawud (2/262), at-Tirmidzi (2/112), ad-Darimi (1/126—127), Ibnu Majah (1/91), dan Ahmad (2/397) dari hadits Abu Hurairah z, secara marfu’ (disandarkan kepada Rasulullah n). At-Tirmidzi berkata, “Hadits hasan shahih.”
Makna Hidayah
Lafadz al-huda serta pecahan katanya dalam Al-Qur’an disepakati oleh ulama sebagai kata yang paling banyak bentuk maknanya. Muqatil bin Sulaiman al-Balkhi dalam kitab al-Asybah wan Nazhair, Yahya bin Sallam dalam kitab at-Tasharif, dan as-Suyuthi dalam kitab al-Itqan, menyebutkan tujuh belas makna lafadz al-huda. Adapun Ibnul Jauzi di dalam kitab Nuzahatul A’yun menyebutkan 24 makna lafadz al-huda.
Al-Fairuz Abadi menjelaskan bahwa hidayah yang diberikan Allah l untuk manusia ada empat tingkatan.
1. Hidayah yang diberikan oleh Allah l kepada seluruh makhluk mukallaf (jin dan manusia), seperti akal, kecerdasan, dan pengetahuan tentang hal-hal yang bersifat dharuri (sebuah kemestian). Ini sebagaimana firman Allah l:
Musa berkata, “Rabb kami ialah (Rabb) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk.” (Thaha: 50)
2. Hidayah yang dibawa dan diemban para nabi untuk dijelaskan kepada manusia dan jin, sebagaimana firman Allah l:
“Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami.” (al-Anbiya: 73)
3. Hidayah berupa taufik untuk tunduk dan mengikuti kebenaran. Hidayah ini dikhususkan bagi hamba yang beriman dan menerima syariat Allah l. Sebagaimana firman Allah l:
“Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.” (at-Taghabun: 11)
4. Hidayah untuk masuk ke dalam surga pada hari kiamat nanti. Inilah yang dimaksud dengan firman Allah l:
“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini.” (al-A’raf: 43)
Keempat tingkatan hidayah ini bertahap sifatnya. Seorang hamba yang belum mencapai tingkatan kedua tidak akan mendapatkan hidayah tingkatan yang ketiga. Untuk mencapai tingkatan hidayah keempat, ia harus melalui tingkatan yang ketiga. (Basha’ir, 5/313)
Syarah Hadits
Asy-Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan hadits ini, “Hadits ini dan yang semisalnya mengandung anjuran untuk menyeru kepada hidayah dan kebaikan, keutamaan seorang dai, peringatan dari perbuatan menyeru kepada kesesatan dan penyimpangan, serta besarnya dosa dan akibat yang akan ditanggungnya.”
Hidayah adalah ilmu yang bermanfaat dan amalan saleh. Setiap orang yang mengajarkan satu bentuk ilmu atau mengarahkan para penuntut ilmu untuk menempuh jalan dalam memperoleh ilmu, dia adalah seorang dai kepada hidayah. Setiap orang yang mengajak kepada amalan saleh yang terkait dengan hak Allah l atau hak makhluk, baik secara umum maupun khusus, dia adalah seorang dai kepada hidayah. Setiap orang yang menyampaikan nasihat agama maupun dunia yang akan mendatangkan manfaat secara din (agama), dia adalah seorang dai kepada hidayah. Setiap orang yang mendapatkan hidayah dalam hal ilmu dan amal lalu dia diikuti oleh orang lain, dia adalah dai kepada hidayah. Setiap orang yang membantu orang lain melakukan amalan kebaikan atau kegiatan yang manfaatnya dirasakan secara umum, dia pun termasuk dalam nash hadits ini. Adapun yang berlawanan dengan semua hal di atas maka dia adalah dai kepada kesesatan.
Para penyeru kepada hidayah adalah pemimpin kaum yang bertakwa dan kaum mukminin pilihan. Adapun para penyeru kesesatan adalah orang-orang yang mengajak kepada neraka.
Setiap orang yang membantu orang lain dalam amalan kebaikan dan takwa, dia termasuk dai kepada hidayah. Adapun orang yang membantu orang lain dalam perbuatan dosa dan permusuhan, dia tergolong penyeru kepada kesesatan. (Bahjatul Qulub, hlm. 36—37)
Asy-Syaikh al-‘Utsaimin dalam Syarah Riyadhus Shalihin menerangkan bahwa yang dimaksud dengan “mengajak kepada hidayah” artinya menjelaskan hidayah dan mengajak orang lain kepadanya. Misalnya, ia menjelaskan kepada orang lain bahwa dua rakaat shalat dhuha hukumnya sunnah dan seyogianya seorang muslim mengerjakannya. Kemudian penjelasannya ini diikuti oleh orang lain sehingga mereka pun mengerjakan shalat dhuha. Maka dari itu, ia akan mendapatkan pahala mereka tanpa mengurangi sedikitpun pahala milik mereka, karena keutamaan yang diberikan oleh Allah l amat luas.
Contoh lain misalnya, ia menyampaikan kepada orang lain, “Hendaknya kalian menjadikan witir sebagai akhir shalat di malam hari. Janganlah kalian tidur melainkan telah mengerjakan witir. Akan tetapi, barang siapa ingin sekali mengerjakannya pada akhir malam, hendaknya ia mengerjakannya pada akhir malam.” Lantas ia diikuti oleh orang lain dalam hal ini, ia memperoleh pahala mereka. Artinya, setiap orang yang diberi hidayah oleh Allah l untuk mengerjakan witir melalui sebabnya, ia akan memperoleh pahalanya. Demikian juga halnya amalan saleh yang lain.
Keterangan Ulama tentang Hidayah
Ibnul Qayyim t menjelaskan bahwa hidayah dimulai dengan keterangan dan penjelasan, setelah itu taufik dan ilham. Hal ini setelah adanya keterangan dan penjelasan. Tidak ada jalan untuk mencapai tahap keterangan dan penjelasan kecuali melalui para rasul. Apabila tahap keterangan dan penjelasan telah tercapai, hidayah taufik bisa terwujud. (Fathul Bari 1/211)
Ibnul Jauzi t berkata, “Demi Allah, pendidikan orang tua tidak akan bermanfaat jika tidak didahului oleh pilihan Allah l terhadap anak tersebut. Sesungguhnya, jika Allah l memilih seorang hamba maka Allah l akan menjaganya semenjak ia kecil. Allah l juga memberinya hidayah menuju jalan kebenaran serta membimbingnya ke arah yang lurus. Allah l akan membuatnya menyenangi hal-hal yang baik dan akan menjadikan dirinya membenci hal-hal yang buruk.” (Shaidul Khathir hlm. 299)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata, “Setiap hamba benar-benar sangat membutuhkan kontinuitas hidayah Allah l kepada dirinya ke jalan yang lurus. Sebagai hamba, ia sangat membutuhkan maksud dari doa ini, karena tidak ada jalan keselamatan dari azab dan tidak ada jalan untuk mencapai kebahagiaan melainkan dengan hidayah ini. Hidayah ini pun tidak mungkin terwujud melainkan dengan petunjuk dari Allah l.” (al-Fatawa, 14/37)
Ibnul Qayyim t berkata, “Hidayah akan mendatangkan hidayah berikutnya sebagaimana kesesatan akan mendatangkan kesesatan lainnya. Amalan-amalan kebaikan akan membuahkan hidayah. Semakin bertambah amalan kebaikan seseorang, hidayah pun akan bertambah. Sebaliknya, amalan-amalan kejelekan pun akan membuahkan kesesatan. Hal ini karena Allah l mencintai amalan-amalan kebaikan sehingga Dia membalasnya dengan hidayah dan kemenangan, dan Allah l membenci amalan-amalan kejelekan sehingga membalasnya dengan kesesatan dan kecelakaan.” (Tanwir al-Hawalik, 1/338)
Ibnul Qayyim t juga berkata, “Jika seorang hamba beriman kepada Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidayah secara umum, ia menerima perintah-perintah di dalamnya dan membenarkan berita-beritanya. Hal ini akan menjadi sebab baginya meraih hidayah lain dengan lebih terperinci lagi, karena hidayah itu tidak ada ujungnya meskipun seorang hamba telah mencapai tingkat hidayah setinggi-tingginya.
“Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.” (Maryam: 76) (Tanwir al-Hawalik 1/177)
Mahalnya Nilai Hidayah
Di antara rangkaian peristiwa perang Ahzab yang tersebut dalam riwayat-riwayat yang sahih adalah keikutsertaan Rasulullah n dalam penggalian dan pembuatan parit sebagai benteng kokoh kota Madinah dari serangan musuh-musuh Allah l. Bersama para sahabat, secara aktif beliau n terlibat langsung menggali, memindahkan, atau mengangkat batu. Dalam suasana yang penuh berkah tersebut, kebersamaan iman, dan ukhuwah, Rasulullah n mengingatkan para sahabat akan sebuah nikmat agung. Nikmat terbesar pemberian Allah l untuk hamba-Nya, yaitu hidayah. Terucapkan dengan bentuk bait-bait syair:
Ya Allah, kalau bukan karena Engkau, tidak mungkin kami mendapatkan hidayah
Tidak mungkin pula kami bersedekah dan melaksanakan shalat
Maka turunkanlah ketenangan untuk kami
Dan kokohkanlah kaki-kaki kami saat bertemu musuh
Sesungguhnya mereka telah berbuat melampaui batas terhadap kami
Dan jika mereka memaksakan fitnah, kami tentu akan menolaknya
Dalam surat-surat yang dikirim oleh Rasulullah n kepada para raja dan pembesar beberapa negeri—sebagai bukti semangat Nabi Muhammad n mengajak manusia kepada hidayah—disebutkan di permulaan surat tentang tingginya nilai hidayah. Di antaranya adalah surat yang ditujukan kepada Heraklius. Mua’wiyah bin Abi Sufyan c meriwayatkan bahwa Rasulullah n bersurat:
“Bismillahirrahmanirrahim, dari Muhammad hamba Allah l dan Rasul-Nya kepada Heraklius penguasa Romawi, keselamatan hanyalah untuk yang mengikuti hidayah.” (HR. al-Bukhari no. 7 dan Muslim no. 1773)
Hal ini tidak lain karena jalan keselamatan hanya satu, tidak berbilang. Hidayah adalah nikmat terbesar, nikmat yang paling agung. Oleh karena itu, Nabi Muhammad n ingin menyampaikan hidayah kepada setiap makhluk.
Di masa hidup Rasulullah n, sebagian orang-orang Yahudi berusaha agar bisa bersin di dekat Rasulullah n karena mereka berharap Rasulullah n akan mendoakan mereka, “Semoga Allah l merahmatimu.” Namun, Rasulullah n justru mendoakan mereka, “Semoga Allah l memberikan hidayah untuk kalian dan memperbaiki keadaan kalian.”
Tentang hal ini, al-Imam Abu Dawud t meriwayatkan sebuah hadits melalui riwayat Abu Musa al-Asy’ari z. Beliau z bercerita:
كَانَ الْيَهُودُ يَتَعَاطَسُونَ عِنْدَ النَّبِيِّ n يَرْجُونَ أَنْ يَقُولَ لَهُمْ: يَرْحَمُكُمُ اللهُ؛ فَيَقُولُ: يَهْدِيكُمُ اللهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Dahulu orang-orang Yahudi berusaha keras untuk dapat bersin di dekat Nabi Muhammad karena berharap beliau mendoakan mereka, ‘Semoga Allah l merahmati kalian.’ Akan tetapi, Nabi Muhammad justru mendoakan, ‘Semoga Allah l memberikan hidayah untuk kalian dan memperbaiki keadaan kalian’.”
Disebutkan dalam syarah hadits ini, orang-orang Yahudi berusaha agar mereka bisa bersin di dekat Nabi Muhammad n karena mereka berharap beliau n mendoakan rahmat bagi mereka. Namun, karena rahmat Allah l hanyalah khusus bagi kaum mukminin, Rasulullah n mendoakan agar keadaan mereka menjadi lebih baik dengan memperoleh hidayah, taufik, dan iman. (Tuhfatul Ahwadzi dalam syarah hadits ini)
Hidayah adalah milik Allah l dan di tangan Allah l. Hanya hamba yang terpilih yang beruntung mendapatkannya. Ada di antara hamba yang mengharap hidayah dan Allah l mengaruniakannya kepadanya. Ada pula di antara hamba yang mengharapkan hidayah namun Allah l tidak memberinya karena keadilan dan ilmu Allah l tentang kejujuran serta kebenaran harapannya. Di antara hamba juga ada yang telah merasakan lezatnya hidayah namun ia tidak menjaganya. Akhirnya, hidayah pun terlepas dari dirinya. Ada juga di antara mereka yang pernah menikmati hidayah kemudian terlepas. Karena rahmat Allah l semata, hidayah itu kembali kepadanya. Bertaubat dan istighfar (memohon ampun) merupakan jalan terbaik. Banyak hamba yang akhirnya menangis bahagia dengan bertaubat atas dosa-dosa. Ia kembali bersimpuh sebagai tanda ketundukannya di hadapan Allah l. Ia merasakan kesenangan tiada tara seakan-akan terlahir kembali. Seolah-olah ia hidup setelah kematian yang panjang.
Bersabar Menyerukan Hidayah
Sifat sabar mutlak harus dimiliki oleh seseorang yang hendak menyerukan dan menyampaikan hidayah. Tentu tantangan dan ujian akan datang silih berganti. Maksud hati menginginkan hidayah bagi orang yang kita cintai namun justru dibalas dengan penentangan dan permusuhan. Adalah sunnatulah, setiap seruan kepada hidayah kebaikan akan dihadang dengan pengingkaran dan penentangan. Maka dari itu, kesabaran harus menjadi bekal utama seorang dai.
Seorang dai yang menyerukan hidayah tugasnya hanya menyampaikan. Adapun hidayah dan taufik sepenuhnya kembali kepada kehendak Allah l. Para nabi dan rasul adalah suriteladan bagi setiap penyeru hidayah. Rasulullah n pernah menggambarkan keadaan para nabi pada hari kiamat nanti. Ada seorang nabi yang datang membawa puluhan pengikut. Ada nabi yang datang hanya dengan dua orang pengikut. Ada pula nabi yang hanya datang dengan seorang pengikut. Bahkan, ada seorang nabi yang datang pada hari kiamat nanti tanpa seorang pengikut pun.
Nabi Ibrahim q tidak dapat mengajak ayahnya untuk menerima hidayah. Nabi Nuh q tidak mampu mengarahkan anaknya ke jalan yang lurus. Nabi Luth q dimusuhi oleh istrinya sendiri. Nabi Muhammad n yang telah berusaha sekuat tenaga agar pamannya Abu Thalib mau menerimah hidayah akhirnya pun harus menerima kenyataan bahwa pamannya meninggal di atas kekafiran.
Sungguh di antara firman Allah l yang harus selalu diingat oleh seorang penyeru hidayah adalah:
“Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (al-Qashash: 56)
Seorang dai yang mengajak kepada hidayah tidak boleh berkecil hati ataupun bersedih. Allah l tidak akan menyia-nyiakan pahala hamba-Nya. Allah l akan meninggikan derajatnya dan mempersiapkan pahala yang terbaik baginya. Ia harus berprasangka baik kepada Allah l. Barangkali hari ini orang lain menentang dan memusuhinya, mungkin setelahnya orang tersebut akan menjadi teman dan penolongnya. Al-Imam Ahmad t meriwayatkan sebuah hadits dari Abdullah bin Umar c bahwa Rasulullah n pernah mendoakan kejelekan untuk empat orang. Kemudian Allah l pun menurunkan firman-Nya:
“Tak ada sedikitpun campur tanganmu dalam urusan mereka itu atau Allah l menerima taubat mereka atau mengazab mereka, karena sesungguhnya mereka itu orang-orang yang zalim.” (Ali Imran: 128)
Lalu Allah l memberikan hidayah kepada mereka. (HR. Ahmad 2/104)
Khatimah
Harapan tentu bukanlah hanya sekadar harapan. Setiap harapan memiliki sebuah konsekuensi: usaha meraihnya. Harapan agar Allah l senantiasa mencurahkan hidayah kepada kita di dunia dan di akhirat adalah harapan besar. Karena hidayah adalah sesuatu yang sangat mahal, tentu kita akan selalu berusaha agar hidayah itu tidak terlepas dari diri kita dan tidak lepas pula dari orang-orang yang kita cintai. Maka dari itu, selalu bersyukur dengan menyerahkan hidup dan mati kita hanya untuk Allah l dalam bingkai ibadah dan amal saleh, adalah langkah terbaik.
Demikian juga doa. Doa sangat bermanfaat sebagai senjata seorang mukmin. Tentang hal ini, al-Imam Abu Dawud t meriwayatkan sebuah hadits dari sahabat Rafi’ bin Sinan z. Ketika beliau masuk Islam, istrinya menolak untuk masuk Islam. Istrinya lantas menemui Nabi n dan berkata, “Anak itu adalah putriku.” Sementara Rafi’ berkata, “Anak itu adalah putriku.” Kemudian Nabi n bersabda kepada Rafi’, “Duduklah di ujung sana.” Demikian pula Nabi n berkata kepada istri Rafi’, “Duduklah di ujung sana.” Kemudian Nabi n memerintahkan putri mereka duduk di antara keduanya. Setelah itu Nabi n bersabda, “Panggillah putri kalian.” Ternyata anak itu lebih memilih ibunya. Lalu Nabi n berdoa, “Ya Allah, berikanlah hidayah kepadanya.” Kemudian anak itu pun memilih ayahnya. Lantas Rafi’ pun membawanya pergi. Hadits ini disahihkan oleh al-Albani dalam Shahih Abi Dawud (2/422).
Akhirnya, banyaklah memohon hidayah. Dari Abdullah bin Umar c, Rasulullah n sering membaca doa:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالتُّقَى وَالْعَفَافَ وَالْغِنَى
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon selalu dari-Mu hidayah, takwa, sikap ‘iffah, dan kekayaan.” (HR. Muslim no. 4898)
Walhamdulillah Rabbil ‘alamin.

Wednesday 22 April 2015

DIBALIK MUSIBAH AIR ASIA AL QURAN MENJAWAB

DIBALIK MUSIBAH  AIR ASIA AL QURAN MENJAWAB

ANTARA QZ8501 DAN QS.85:01
Demi langit yang penuh dengan (hiasan awan) gugusan bintang (1)
dan (demi) hari (kejadian) yang dijanjikan (dan telah ditakdirkan) (2)
dan (banyak orang) yang menonton dan yang ditonton (3)
Take off ayat 1-3
ANTARA QZ8501 DAN QS.10:58
Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya (kepada yang berpulang ke rahmatullah), hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan (dari materi dan harta benda)" (58)
Hai manusia, sesungguhnya (dengan kejadian ini) telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada (penyakit hati) dan petunjuk (agar mempersiapkan diri setelah kematian) serta rahmat bagi orang-orang yang beriman (yang yakin akan hari pembalasan) (57)
Dialah yang menghidupkan dan mematikan dan hanya kepada-Nya-lah kamu dikembalikan (56)
Landing 58-56

Al-Quran Sebagai DASAR RUJUKAN Ilmu Pengetahuan

Al-Quran Sebagai DASAR RUJUKAN  Ilmu Pengetahuan
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang yang berupa mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada manusia, melalui Jibril, dengan perantara rasul terakhir Muhammad, berfungsi utama sebagai petunjukNya bagi manusia sebagai makhluk psikofisik yang bernilai ibadah bagi yang membacanya. Eksistensi dan keadaan manusia memang membutuhkan petunjukNya dalam menempun kehidupan di dunia. Tanpa petunjuk, manusia hidup tersesat yang berakhir tidak selamat (Rif’at Syauqi Nawawi, 2009: 203).
Manusia adalah mahluk yang lemah, maka manusia membutuhkan ilmu sebagai alat yang dipergunakan untuk memudahkan kehidupannya. Menurut Dodi Syihab (2010), karena Ilmu sebagai alat bagi manusia untuk mengetahui dan memahami sesuatu, dengan ilmu banyak manusia menjadi baik dan dengan ilmu itu juga banyak manusia menjadi rusak. Pada intinya ilmu tercipta dalam rangka mempermudah manusia untuk sampai kepada tujuan. Semakin banyak ilmu yang manusia miliki seharusnya semakin mempermudah dirinya melakukan sesuatu, namun hampir setiap manusia semakin banyak memiliki ilmu pengetahuan semakin sulit untuk mengerjakan sesuatu sehingga menyiksa dirinya, terkekang dengan pengetahuannya. Dengan demikian banyak manusia mencari ilmu yang tidak bisa dilakukan atau diamalkan, namun adajuga manusia yang memiliki ilmu dan diamalkan dalam kehidupan kesehariannya.
Manusia yang diberi anugrah akal yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Allah yang lainnya, dengan akal manusia dapat mengetahui segalanya, tentang kehidupan, baik buruk, bahkan sampai mengetahui tentang adanya Allah melalui pencitaanNya, namun manusia tidak dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara dirinya dalam mendekatkan diri dengan Allah, bagaimana cara beribadah kepada Allah, mengenai kehidupan di akhirat, surga neraka dan lain sebagainya. Dengan demikian, manusia dengan akalnya tidak semua dapat diketahui, dalam hal ini, Allah menurunkan wahyu berupa Al-Qur’an sebagai penyempurna akal manusia, petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya dan menjawab apa yang tidak dapat manusia ketahui tersebut.
FUNGSI AL-QUR’AN
Fungsi utama al-Qur’an yaitu sebagai hidayah (petunjuk) bagi manusia dalam mengelola hidupnya di dunia secara baik dan merupakan rahmat untuk alam semesta, disamping pembeda antara yang hak dan batil, juga sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, akhlak, moralitas, dan etika-etika yang patut dipraktekkan manusia dalam kehidupan mereka. Penerapan ajaran Tuhan itu akan membawa dampak positif bagi manusia sendiri.
Disamping fungsi utama, hidayah Tuhan, juga memiliki fungsi-fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw untuk membuktikan bahwa ia adalah Nabi dan rasul Tuhan, dan bahwa al-Qur’an adalah firmanNya bukan ucapan atau ciptaan Muhammad sendir.
Juga sebagai hakim pemutus yang diberi wewenang oleh Allah guna memberikan keputusan pamungkas mengenai berbagai masalah yang diperselisihkan di kalangan para pemimpin agama dari pelbagai macam agama. Dan juga sebagai penguat terhadap kebenaran kitab-kitab terdahulu sebelum al-Qur’an dan kebenaran para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw.
Disamping itu, fungsi al-Qur’an adalah sebagai keterangan yang jelas, sebagai pelajaran yang baik bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran:138) dan sebagai penyembuh (syifa) serta rahmat bagi orang beriman (Yunus:57).
Terkait dengan fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk, ulama-ulama tafsir mencurahkan perhatian yang besar untuk lebih mengedepankan fungsi itu, Muhammad Abduh yang dikutip oleh Rif’at Syauqi Nawawi, memberikan perhatiannya yang begitu besar terhadap segi hidayah al-Qur’an, beliau mengatakan kelemahan dan kemunduran umat Islam serta hilangnya kejayaan mereka di masa silam adalah karena mereka berpaling dari petunjuk al-Qur’an. Untuk memperoleh kejayaan, kepemimpinan dan kehormatan hidup, menurutnya jalan yang harus ditempuh ialah kembali kepada petunjuk al-Qur’an dan berpegang teguh kepadanya, umat Islam tidak hanya mengimani al-Qur’an sebagai kitab suci melainkan melaksanakan apa yang telah diajarkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud perbuatan nyata. (Rif’at Syauqi Nawawi, 2009: 203-206).
KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
Al-Qur’an sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw yang besifat Logis dan Rasional, hal ini sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan peradaban manusia, dari yang dulunya tenggelam dalam mitos dan kebodohan menuju era yang semakin maju, logis dan rasional. Mu’jizat Nabi Muhammad saw selalu menantang nalar dan logika untuk mengkaji dan membuktikan kebenarannya.
Kemukjizatannya akan selalu terungkap sejalan dengan perkembangan pengetahuan, peradaban dan kemampuan nalar manusia, disamping paparannya logis dan rasional, ia juga tidak pernah musnah dan tergantikan meskipun waktu dan tempat yang selalu berubah (Yusuf Ahmad, 2009: 27-28).
Adapun garis besar isi kandungan dalam al-Qur’an meliputi:
Akidah
Ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
Ibadah
Menurut bahasa adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Sedangkan menurut pengertian Fuqaha, ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam rukun Islam.
Akhlak
Perilaku yang dimiliki manusia, baik akhlak yang terpuji (akhlakul karimah) maupun tercela (akhlakul madzmumah). Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hukum-hukum
Hukum yang ada dalam Al-Qur’an adalah memberi perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis seperti Jinayat, Mu’amalat, Munakahat, Faraidh dan Jihad.
Peringatan (tadzkir)
Sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id, maupun berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga Jannah atau waa’ad. Disamping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an yang disebut Targhib dan kebalikannya ganbaran yang menakutkan yang disebut Tahrib.
Sejarah atau kisah
Cerita mengenai orang-orang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebiasaan akibat tidak taat atau ingkar kepada Allah SWT. Dari sejarah itu dapat diambil hikmah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari atau dengan istilah lain disebut ikhbar.
Dorongan untuk berfikir
Didalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Inilah yang akan kita kaji pada pembahasan selanjutnya.
ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN
Menurut Yusuf Ahmad (2009), ilmu dalam Islam adalah ibadah, ibadah secara etimologi berarti “merendahkan diri” dan secara istilah adalah tunduk kepada Allah swt atas apa yang Dia perintahkan dan Dia larang. Sedangkan ilmu dalam bahasa berarti mengungkap sesuatu untuk mengetahui hakikatnya.
Manusia adalah mahluk yang paling utama dimuka bumi dibekali dengan akal dan indera agar mengetahui dan mengenal-Nya, mengetahui dan mengenal Allah adalah dengan memahami jejak-jejak penciptaan-Nya, menghayati keindahan ciptaan-Nya dan merasakan keagungan ayat-ayatNya, mereka yang mampu melakukan semua itu adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas.
Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan, diantaranya:
Manusia mengembangkan studi ilmu alam, fenomena-fenomena alam dan hasil penelitian manusia tidaklah melenceng seperti apa yang diterangkan dalam al-Qur’an, manusia meneliti tentang bentuk muka bumi dan segala yang berada diatasnya seperti gunung-gunung dan sungai-sungai (QS. An-Nahl: 15, An-Naba’: 6-7), al-Qur’an juga memaparkan tentang laut dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya (QS. An-Nahl: 14, Fathir: 12, al-Furqan: 53, ar-Rahman: 19-21), al-Qur’an menjelaskan fenomena alam di langit dan hubungannya dengan bumi (QS. Ar-Rum: 24, ar-Ra’d: 12-13).
Manusia menemukan ilmu tentang perbintangan / astronomi, namun al-Qur’an sudah jauh menjelaskan tentang hal itu, seperti al-Qur’an menyebutkan langit yang dipenuhi oleh bintang dan Planet (QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-An’am: 97), Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan kehidupan manusia (QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13).
Manusia mengembangkan Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Qur’an menerangkan tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan antara keduanya dengan kehidupan manusia dan binatang (QS. As-Sajdah: 27), menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. az-Zumar: 21), menjelaskan macam-macam buah (QS. Al-An’am: 141, an-Nahl: 10-11).
Manusia mengembangkan ilmu Biologi, dan al-Qur’an menjelaskan asal kehidupan binatang dan jenis-jenisnya (QS. An-Nur: 45), menjelaskan proses kehidupan manusia dan tahapannya (QS. Al-Mu’minun: 12-14, al-Hajj: 5).
Al-Qur’an menyebutkan tentang kesehatan dengan melarang makan dan minum berlebihan (QS. Al-A’raf: 31) kemudian disusunlah Ilmu tentang Kedokteran.
Kemudian al-Qur’an menjelaskan semua (point 1-5) dalam satu ayat secara ilmiah, seperti QS. Al-Baqarah: 164, dan al-Jatsiah: 3-5.
Al-Qur’an mengajak manusia untuk melakukan perjalanan (petualangan) di muka bumi melalui darat atau laut agar bisa saling mengenal secara lebih dekat antara berbagai suku, bangsa-bangsa dan kelompok yang ada di bumi (QS. Al-Hujurat: 13).
Al-Qur’an mendorong manusia untuk menceritakan tentang kisah-kisah kaum dan suku bangsa terdahulu dengan tujuan untuk mengungkap kejadian yang mereka alami (QS. Ar-Rum: 9, Ali Imran: 137, al-Ankabut: 20), maka kemudian disusunlah ilmu geografi dan sejarah.
Berdasarkan itu semua, jika kita mau menjadi ilmuwan maka harus memahami al-Qur’an dengan ilmu tafsir yang ditunjang oleh kaidah bahasa dan garamatika arab, disamping itu dibekali dengan ilmu logika , mengetahui kandungan hukumnya berdasarkan ilmu fikih didukung oleh kajian ilmu ushul, mengungkap fenomena langit dengan ilmu astronomi, memahami bumi serta isinya dengan disiplin ilmu alam dan geologi dan juga melakukan observasi dimuka bumi untuk menemukan jalur antara berbagai tempat dan daerah dengan geografi, merekontruksi peristiwa-peristiwa masa lampau dan meneliti kisah-kisah dengan ilmu sejarah dan mengetahui berbagai macam penyakit dan kesehatan dengan kedokteran.
Oleh karena itu, maka tidak heran apabila banyak tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang banyak ahli diberbagai disiplin ilmu, seperti:
Yakub al-Kindi dan Abu Bakar ar-Razi adalah pakar kedokteran, filsafat, astronomi, kimia dan music.
Ibnu Sina adalah seorang filsuf, dokter, ahli fikih dan penyair.
Al-Farabi ahli dibidang filsafat, musik, dan kedokteran.
Al-Biruni ahli dibidang astronomi, filsafat, matematika dan geografi.
Abu Hanifah ad-Dainuri ahli dibidang astronomi dan matematika, juga bidang botani.
Ibnu an-Nafis ahli kedokteran, ushul dan hadits.
Az-Zamakhsyari, ahli tafsir dan geografi, bahasa dan sastra.
KESIMPULAN
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Rasul Muhammad saw sebagai penguat kenabiannya, yang berfungsi sebagai petunjuk dan memberikan pedoman bagi kehidupan manusia menuju kejalan yang benar, disamping itu juga al-Qur’an mengajarkan dan mendorong manusia untuk berfikir logis dan rasional, menggunakan daya akalnya untuk mengungkapkan segala keagungan Tuhan yang dapat dilihat dan diteliti melalui penciptaan-Nya.
Maka dari itu tak heran apabila kaum muslimin setelah sepeninggalan Rasulullah, banyak mengkaji al-Qur’an dan Sunnah dalam kehidupannya sehingga jaya dan terangkatlah derajat umat muslim dan menjadikannya umat yang paling maju yang pernah dialami dalam sejarah dunia.
Terdapat banyak ayat-ayat dalam al-Qur’an yang berisi tentang Ilmu pengetahuan yang bersifat Ilmiyah dan sesuai atau selaras dengan hasil penelitian manusia zaman sekarang, sehingga terbuktilah kebenaran dan kemukjizatan al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah Kalam Allah yang yang berupa mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada manusia, melalui Jibril, dengan perantara rasul terakhir Muhammad, berfungsi utama sebagai petunjukNya bagi manusia sebagai makhluk psikofisik yang bernilai ibadah bagi yang membacanya. Eksistensi dan keadaan manusia memang membutuhkan petunjukNya dalam menempun kehidupan di dunia. Tanpa petunjuk, manusia hidup tersesat yang berakhir tidak selamat (Rif’at Syauqi Nawawi, 2009: 203).
Manusia adalah mahluk yang lemah, maka manusia membutuhkan ilmu sebagai alat yang dipergunakan untuk memudahkan kehidupannya. Menurut Dodi Syihab (2010), karena Ilmu sebagai alat bagi manusia untuk mengetahui dan memahami sesuatu, dengan ilmu banyak manusia menjadi baik dan dengan ilmu itu juga banyak manusia menjadi rusak. Pada intinya ilmu tercipta dalam rangka mempermudah manusia untuk sampai kepada tujuan. Semakin banyak ilmu yang manusia miliki seharusnya semakin mempermudah dirinya melakukan sesuatu, namun hampir setiap manusia semakin banyak memiliki ilmu pengetahuan semakin sulit untuk mengerjakan sesuatu sehingga menyiksa dirinya, terkekang dengan pengetahuannya. Dengan demikian banyak manusia mencari ilmu yang tidak bisa dilakukan atau diamalkan, namun adajuga manusia yang memiliki ilmu dan diamalkan dalam kehidupan kesehariannya.
Manusia yang diberi anugrah akal yang membedakan manusia dengan mahluk ciptaan Allah yang lainnya, dengan akal manusia dapat mengetahui segalanya, tentang kehidupan, baik buruk, bahkan sampai mengetahui tentang adanya Allah melalui pencitaanNya, namun manusia tidak dapat mengetahui dan mengerti bagaimana cara dirinya dalam mendekatkan diri dengan Allah, bagaimana cara beribadah kepada Allah, mengenai kehidupan di akhirat, surga neraka dan lain sebagainya. Dengan demikian, manusia dengan akalnya tidak semua dapat diketahui, dalam hal ini, Allah menurunkan wahyu berupa Al-Qur’an sebagai penyempurna akal manusia, petunjuk bagi manusia dalam kehidupannya dan menjawab apa yang tidak dapat manusia ketahui tersebut.
FUNGSI AL-QUR’AN
Fungsi utama al-Qur’an yaitu sebagai hidayah (petunjuk) bagi manusia dalam mengelola hidupnya di dunia secara baik dan merupakan rahmat untuk alam semesta, disamping pembeda antara yang hak dan batil, juga sebagai penjelas terhadap segala sesuatu, akhlak, moralitas, dan etika-etika yang patut dipraktekkan manusia dalam kehidupan mereka. Penerapan ajaran Tuhan itu akan membawa dampak positif bagi manusia sendiri.
Disamping fungsi utama, hidayah Tuhan, juga memiliki fungsi-fungsi lain yang tidak kalah pentingnya, yaitu sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw untuk membuktikan bahwa ia adalah Nabi dan rasul Tuhan, dan bahwa al-Qur’an adalah firmanNya bukan ucapan atau ciptaan Muhammad sendir.
Juga sebagai hakim pemutus yang diberi wewenang oleh Allah guna memberikan keputusan pamungkas mengenai berbagai masalah yang diperselisihkan di kalangan para pemimpin agama dari pelbagai macam agama. Dan juga sebagai penguat terhadap kebenaran kitab-kitab terdahulu sebelum al-Qur’an dan kebenaran para nabi dan rasul sebelum Nabi Muhammad saw.
Disamping itu, fungsi al-Qur’an adalah sebagai keterangan yang jelas, sebagai pelajaran yang baik bagi orang-orang yang bertakwa (Ali Imran:138) dan sebagai penyembuh (syifa) serta rahmat bagi orang beriman (Yunus:57).
Terkait dengan fungsi al-Qur’an sebagai petunjuk, ulama-ulama tafsir mencurahkan perhatian yang besar untuk lebih mengedepankan fungsi itu, Muhammad Abduh yang dikutip oleh Rif’at Syauqi Nawawi, memberikan perhatiannya yang begitu besar terhadap segi hidayah al-Qur’an, beliau mengatakan kelemahan dan kemunduran umat Islam serta hilangnya kejayaan mereka di masa silam adalah karena mereka berpaling dari petunjuk al-Qur’an. Untuk memperoleh kejayaan, kepemimpinan dan kehormatan hidup, menurutnya jalan yang harus ditempuh ialah kembali kepada petunjuk al-Qur’an dan berpegang teguh kepadanya, umat Islam tidak hanya mengimani al-Qur’an sebagai kitab suci melainkan melaksanakan apa yang telah diajarkan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari dalam wujud perbuatan nyata. (Rif’at Syauqi Nawawi, 2009: 203-206).
KEMUKJIZATAN AL-QUR’AN
Al-Qur’an sebagai mu’jizat Nabi Muhammad saw yang besifat Logis dan Rasional, hal ini sejalan dengan tingkat perkembangan pengetahuan dan peradaban manusia, dari yang dulunya tenggelam dalam mitos dan kebodohan menuju era yang semakin maju, logis dan rasional. Mu’jizat Nabi Muhammad saw selalu menantang nalar dan logika untuk mengkaji dan membuktikan kebenarannya.
Kemukjizatannya akan selalu terungkap sejalan dengan perkembangan pengetahuan, peradaban dan kemampuan nalar manusia, disamping paparannya logis dan rasional, ia juga tidak pernah musnah dan tergantikan meskipun waktu dan tempat yang selalu berubah (Yusuf Ahmad, 2009: 27-28).
Adapun garis besar isi kandungan dalam al-Qur’an meliputi:
Akidah
Ilmu yang mengajarkan manusia mengenai kepercayaan yang pasti wajib dimiliki oleh setiap orang di dunia. Al-qur’an mengajarkan akidah tauhid kepada kita yaitu menanamkan keyakinan terhadap Allah SWT yang satu, yang tidak pernah tidur dan tidak beranak-pinak.
Ibadah
Menurut bahasa adalah taat, tunduk, ikut atau nurut. Sedangkan menurut pengertian Fuqaha, ibadah adalah segala bentuk ketaatan yang dijalankan atau dikerjakan untuk mendapatkan ridha Allah SWT. Bentuk ibadah dalam ajaran agama Islam yakni seperti yang tercantum dalam rukun Islam.
Akhlak
Perilaku yang dimiliki manusia, baik akhlak yang terpuji (akhlakul karimah) maupun tercela (akhlakul madzmumah). Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak manusia. Setiap manusia harus mengikuti apa yang diperintahkan-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Hukum-hukum
Hukum yang ada dalam Al-Qur’an adalah memberi perintah kepada orang yang beriman untuk mengadili dan memberikan penjatuhan hukuman pada sesama manusia yang terbukti bersalah. Hukum dalam Islam berdasarkan Al-Qur’an ada beberapa jenis seperti Jinayat, Mu’amalat, Munakahat, Faraidh dan Jihad.
Peringatan (tadzkir)
Sesuatu yang memberi peringatan kepada manusia akan ancaman Allah SWT berupa siksa neraka atau waa’id, maupun berupa kabar gembira bagi orang-orang yang beriman kepada-Nya dengan balasan berupa nikmat surga Jannah atau waa’ad. Disamping itu ada pula gambaran yang menyenangkan di dalam Al-Qur’an yang disebut Targhib dan kebalikannya ganbaran yang menakutkan yang disebut Tahrib.
Sejarah atau kisah
Cerita mengenai orang-orang terdahulu baik yang mendapatkan kejayaan akibat taat kepada Allah SWT serta ada juga yang mengalami kebiasaan akibat tidak taat atau ingkar kepada Allah SWT. Dari sejarah itu dapat diambil hikmah dalam menjalankan kehidupan sehari-hari atau dengan istilah lain disebut ikhbar.
Dorongan untuk berfikir
Didalam Al-Qur’an banyak ayat-ayat yang mengulas suatu bahasan yang memerlukan pemikiran manusia untuk mendapatkan manfaat dan juga membuktikan kebenarannya, terutama mengenai alam semesta. Inilah yang akan kita kaji pada pembahasan selanjutnya.
ILMU PENGETAHUAN DALAM AL-QUR’AN
Menurut Yusuf Ahmad (2009), ilmu dalam Islam adalah ibadah, ibadah secara etimologi berarti “merendahkan diri” dan secara istilah adalah tunduk kepada Allah swt atas apa yang Dia perintahkan dan Dia larang. Sedangkan ilmu dalam bahasa berarti mengungkap sesuatu untuk mengetahui hakikatnya.
Manusia adalah mahluk yang paling utama dimuka bumi dibekali dengan akal dan indera agar mengetahui dan mengenal-Nya, mengetahui dan mengenal Allah adalah dengan memahami jejak-jejak penciptaan-Nya, menghayati keindahan ciptaan-Nya dan merasakan keagungan ayat-ayatNya, mereka yang mampu melakukan semua itu adalah orang-orang yang memiliki pengetahuan luas.
Di dalam ayat-ayat al-Qur’an banyak dijelaskan tentang ilmu-ilmu pengetahuan, diantaranya:
Manusia mengembangkan studi ilmu alam, fenomena-fenomena alam dan hasil penelitian manusia tidaklah melenceng seperti apa yang diterangkan dalam al-Qur’an, manusia meneliti tentang bentuk muka bumi dan segala yang berada diatasnya seperti gunung-gunung dan sungai-sungai (QS. An-Nahl: 15, An-Naba’: 6-7), al-Qur’an juga memaparkan tentang laut dan segala sesuatu yang terdapat didalamnya (QS. An-Nahl: 14, Fathir: 12, al-Furqan: 53, ar-Rahman: 19-21), al-Qur’an menjelaskan fenomena alam di langit dan hubungannya dengan bumi (QS. Ar-Rum: 24, ar-Ra’d: 12-13).
Manusia menemukan ilmu tentang perbintangan / astronomi, namun al-Qur’an sudah jauh menjelaskan tentang hal itu, seperti al-Qur’an menyebutkan langit yang dipenuhi oleh bintang dan Planet (QS. Al-Hijr: 16), bintang sebagai petunjuk bagi manusia (QS. Al-An’am: 97), Matahari dan bulan serta menjelaskan hubungannya dengan bumi dan kehidupan manusia (QS. Yunus: 5, al-Isra: 12, Fathir: 13).
Manusia mengembangkan Ilmu Botani (tumbuh-tumbuhan), dan al-Qur’an menerangkan tentang air dan tumbuh-tumbuhan serta hubungan antara keduanya dengan kehidupan manusia dan binatang (QS. As-Sajdah: 27), menjelaskan tumbuhan dan masanya (QS. az-Zumar: 21), menjelaskan macam-macam buah (QS. Al-An’am: 141, an-Nahl: 10-11).
Manusia mengembangkan ilmu Biologi, dan al-Qur’an menjelaskan asal kehidupan binatang dan jenis-jenisnya (QS. An-Nur: 45), menjelaskan proses kehidupan manusia dan tahapannya (QS. Al-Mu’minun: 12-14, al-Hajj: 5).
Al-Qur’an menyebutkan tentang kesehatan dengan melarang makan dan minum berlebihan (QS. Al-A’raf: 31) kemudian disusunlah Ilmu tentang Kedokteran.
Kemudian al-Qur’an menjelaskan semua (point 1-5) dalam satu ayat secara ilmiah, seperti QS. Al-Baqarah: 164, dan al-Jatsiah: 3-5.
Al-Qur’an mengajak manusia untuk melakukan perjalanan (petualangan) di muka bumi melalui darat atau laut agar bisa saling mengenal secara lebih dekat antara berbagai suku, bangsa-bangsa dan kelompok yang ada di bumi (QS. Al-Hujurat: 13).
Al-Qur’an mendorong manusia untuk menceritakan tentang kisah-kisah kaum dan suku bangsa terdahulu dengan tujuan untuk mengungkap kejadian yang mereka alami (QS. Ar-Rum: 9, Ali Imran: 137, al-Ankabut: 20), maka kemudian disusunlah ilmu geografi dan sejarah.
Berdasarkan itu semua, jika kita mau menjadi ilmuwan maka harus memahami al-Qur’an dengan ilmu tafsir yang ditunjang oleh kaidah bahasa dan garamatika arab, disamping itu dibekali dengan ilmu logika , mengetahui kandungan hukumnya berdasarkan ilmu fikih didukung oleh kajian ilmu ushul, mengungkap fenomena langit dengan ilmu astronomi, memahami bumi serta isinya dengan disiplin ilmu alam dan geologi dan juga melakukan observasi dimuka bumi untuk menemukan jalur antara berbagai tempat dan daerah dengan geografi, merekontruksi peristiwa-peristiwa masa lampau dan meneliti kisah-kisah dengan ilmu sejarah dan mengetahui berbagai macam penyakit dan kesehatan dengan kedokteran.
Oleh karena itu, maka tidak heran apabila banyak tokoh-tokoh ilmuwan muslim yang banyak ahli diberbagai disiplin ilmu, seperti:
Yakub al-Kindi dan Abu Bakar ar-Razi adalah pakar kedokteran, filsafat, astronomi, kimia dan music.
Ibnu Sina adalah seorang filsuf, dokter, ahli fikih dan penyair.
Al-Farabi ahli dibidang filsafat, musik, dan kedokteran.
Al-Biruni ahli dibidang astronomi, filsafat, matematika dan geografi.
Abu Hanifah ad-Dainuri ahli dibidang astronomi dan matematika, juga bidang botani.
Ibnu an-Nafis ahli kedokteran, ushul dan hadits.
Az-Zamakhsyari, ahli tafsir dan geografi, bahasa dan sastra.
KESIMPULAN
Al-Qur’an merupakan mukjizat yang diberikan oleh Allah kepada Rasul Muhammad saw sebagai penguat kenabiannya, yang berfungsi sebagai petunjuk dan memberikan pedoman bagi kehidupan manusia menuju kejalan yang benar, disamping itu juga al-Qur’an mengajarkan dan mendorong manusia untuk berfikir logis dan rasional, menggunakan daya akalnya untuk mengungkapkan segala keagungan Tuhan yang dapat dilihat dan diteliti melalui penciptaan-Nya.
Maka dari itu tak heran apabila kaum muslimin setelah sepeninggalan Rasulullah, banyak mengkaji al-Qur’an dan Sunnah dalam kehidupannya sehingga jaya dan terangkatlah derajat umat muslim dan menjadikannya umat yang paling maju yang pernah dialami dalam sejarah dunia.
Terdapat banyak ayat-ayat dalam al-Qur’an yang berisi tentang Ilmu pengetahuan yang bersifat Ilmiyah dan sesuai atau selaras dengan hasil penelitian manusia zaman sekarang, sehingga terbuktilah kebenaran dan kemukjizatan al-Qur’an.

BAGAIMANA ROSULULLOH MENYIKAPI HUJAN ?.. INILAH AMALANNYA

BAGAIMANA ROSULULLOH MENYIKAPI HUJAN ?.. INILAH AMALANNYA

Dan Dialah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira sebelum kedatangan Rahmat-Nya (hujan); dan kami turunkan dari langit air yang sangat bersih. (QS. Al Furqon: 48)
Sobat Nida, sering takut terkena hujan? Mengeluh ketika hujan turun deras? Eit, hati-hati loh… karena Rasulullah telah mencontohkan bagaimana sebaiknya kita dalam menghadapi hujan yang turun dari langit! Bahkan, sewaktu hujan turun termasuk waktu yang terbaik untuk memanjatkan doa.
Berikut ini beberapa sunah yang penting kita ketahui dan praktekkan di kala hujan turun, semoga bermanfaat:
1. Ketika mendung
HR. Bukhari dalam kitab Adabul Mufrod:
“Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam apabila melihat awan yang berkumpul di ufuk dari ufuk-ufuk langit, beliau menghentikan aktivitas-aktivitasnya, bahkan walaupun beliau sedang sholat sunnah. Lalu setelah itu beliau kembali melanjutkan aktivitasnya. Kalau awan itu berlalu maka beliau mengucapkan Alhamdulillah. Dan kalau turun hujan beliau mengucapkan Allahumma shoyyiban naafi’aa.”
HR Bukhari yang lain, dari Aisyah:
“Nabi shallallaahu ‘alaihi wassallam apabila melihat mendung di langit, beliau beranjak ke depan, ke belakang atau beralih masuk atau keluar, dan berubahlah raut wajah beliau. Apabila hujan turun, beliau shallallaahu ‘alaihi wassallam mulai menenangkan hatinya. ‘ Aisyah sudah memaklumi jika beliau melakukan seperti itu. Lalu nabi shallallaahu ‘alaihi wassallam mengatakan,” Aku tidak mengetahui apa ini, seakan-akan inilah yang terjadi (pada kaum ‘Aad) sebagaimana Allah berfirman yang artinya : Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka (Q.S. Al Ahqaf: 24).”
Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan: Sunnah nabi, hendaknya ketika ada awan hitam atau mendung yang sangat gelap, kita harus menumbuhkan perasaan khawatir bisa jadi ini akan menjadi bencana. Kita harus menyeimbangkan antara harapan dan kekhawatiran.
2. Ketika hujan pertama kali turun
Dalam HR. Bukhari, dari ‘Aisyah, bahwa Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassallam jika melihat hujan turun (dalam riwayat yang lain ketika hujan pertama kali turun) maka beliau berdoa:
ALLAHUMMA SHOYYIBAN NAAFI’AA
(Ya Allah, jadikanlah hujan ini bermanfaat)
4. Di Tengah-tengah turunnya hujan
Ada dua macam sunnah saat di tengah-tengah turun hujan:
a. Dalam hadits Anas Riwayat Muslim:
Anas bin Malik radhiallaahu ‘anhu berkata,”Kami pernah kehujanan bersama Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassallam. Lalu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassallam menyingkap bajunya hingga terguyur hujan. Kemudian kami mengatakan,” Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan demikian?” Kemudian Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wassallam bersabda,”Karena hujan ini baru saja Allah ciptakan.” (Artinya langsung turun dari langit yang belum dirusak manusia).

Tips HIDUP SEHAT MENURUT SUNAH NABI YANG TELAH DITELITI PARA AHLI

Tips  HIDUP SEHAT MENURUT SUNAH NABI YANG TELAH DITELITI PARA AHLI

1. BAB duduk, beresiko tinggi terkena wasir/ambeien. BAB jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
2. Kencing berdiri beresiko prostat dan batu ginjal. Kencing jongkok lebih bersih dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
3. Enzim di tangan membantu makanan lebih mudah dicerna. Dibanding dengan besi, kayu, atau plastik, makan dengan tangan lebih bersih, fitrah dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
4. Makan dan minum berdiri dpt mengganggu perncernaan. Dengan duduk lebih santun dan menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
5. Makan di kursi, masih kurang menyehatkan. Dengan duduk di lantai, tubuh akan membagi perut menjadi 3 ruang: udara, makanan dan air, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
6. Makan buah setelah makan (cuci mulut) kurang bagus bagi lambung, karena ada reaksi asam. Yang sehat adalah makan buah sebelum makan, membantu melicinkan saluran pencernaan dan membuatnya lebih siap, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
7. Tidur tengkurep tidak bagus untuk kesehatan, bahkan itu tidurnya syetan. Tidur menghadap kanan lebih menyehatkan, dan yg terpenting itu adalah SUNNAH.
8. Banyak Rahasia Sunnah yg telah diteliti para pakar, dari segi hikmah, manfaat, dan kesehatan. Benarlah yg dikatakan: di balik sunnah ada kejayaan. Bagi kita, jika misalnya belum tahu manfaatnya, terus saja semangat mengikuti adab dan tuntunan Rasul. Manfaat itu efek samping, motivasi utamanya adalah mengikuti adab dan tuntunan Rasul.
9, Isilah perutmu menjadi 3 bagian..1 bagian untu makanan ..1 bagian untuk air....1 bagian untu udara.
kebiasaan ini akan mengurangi dalam menekan nafsu perutmu menjadi nafsu ibadah..
10.Rajin2 lah bersiwak.
11. Seorang dokter Eropa berkata: jika semua manusia mengamalkan 3 sunnah saja (sunnah makan, sunnah di Kamar Mandi, dan sunnah tidur), maka harusnya saya berhenti jadi dokter karena tidak ada pasien.
12. Kibarkan pesan ini ke saudara kita yang belum mengetahuinya. Dan akan menjadi amal perbuatan baik kita. Âämîîn Yáà Röbbâl 'Åalåämìiñ

AWAL DATANGNYA PENYAKIT MENURUT AL-QUR'AN

AWAL DATANGNYA PENYAKIT MENURUT AL-QUR'AN
Dan Sesungguhnya Kami merasakan kepada mereka sebahagian azab yang kecil (di dunia) sebelum azab yang lebih besar (di akhirat), mudah-mudahan mereka kembali (kejalan yang benar). QS: As-Sajdah 32 : 21
Disebutkan “azab yang kecil didunia” berarti sesuatu yang berhubungan dengan azab pastilah amat tidak mengenakkan. Apa saja yang tidak mengenakkan buat kita didunia ini? Pastinya adalah musibah, tabrakan, kecurian, kerampokan, kena tipu, diejek dan dihina dan banyak lagi termasuk didalamnya adalah terkena suatu penyakit.
Ayat yang tersebut diatas lebih memperjelas lagi keinginan Allah SWT menurunkan suatu musibah semata-mata karena Allah SWT sayang kepada kita.
Kita diingatkan dengan sakit agar kita segera sadar dan segera kembali kejalan yang benar, jalan Allah SWT yang sesuai dengan Al-Qur’an dan itu semua dimata Allah SWT hanya azab yang kecil saja.Apakah kita pernah berpikir lebih jauh apa yang dimaksudkan Allah SWT dengan “sebelum azab yang lebih besar (di akhirat)”?
Ini bisa berarti bahwa azab/siksa yang mendera kita di akherat kelak berhubungan dengan sakit yang kita derita didunia. Bahwa sakit pusing yang mendera kepala kita sekarang adalah perwujudan siksa Allah besok diakherat dimana kepala kita akan dipukul dan atau ditusuk dengan besi panas. Bahwa sakit perut kita sekarang adalah kelak diakherat kita akan diberi minum timah panas yang mendidih………naudzubillahimindzalik……!!Siksa Allah amatlah pedih……..
Kita tidak akan pernah bisa membayangkan seberapa pedih dan sakitnya siksa itu kelak mendera kita. Kalau sekarang saja dengan kondisi fisik kita yang lemah karena suatu penyakit kita sudah merasakan sakit yang teramat sangat bagaimana kelak diakherat….???? Astaghfirullah…. naudzubillahimindzalik.
Marilah kita bersama-sama segera kembali kejalanNya, mari bersama-sama kita saling berlomba dalam kebaikan dan saling mengingatkan bila ada saudara kita yang lupa.
Semoga ini bisa menjadi bahan renungan buat kita semua dan kami khususnya dan bisa bermanfaat Dan jika ada kebenaran yang tertuang di artikel ini semata-mata itu hanyalah karena Rahmat Allah SWT dan jika ada kesalahan yang tertuang semata-mata dikarenakan kekhilafan kami sebagai manusia yang penuh salah dan dosa.
mmm.baiklah skrg pda inti sarinya.sudah paham sama artikel diatas kan?bahwa sesuatu musibah,sakit dll adalah karena ulah kita sendiri. jadi ada dalilnya.itu bukan mengada ada Ada kata-kata ustad yang selalu sy ingat dan menumbuhkan bisa semangat berjuang (untuk meraih kesembuhan) – pesan bahwa : “Karunia Allah itu langsung datangnya, begitu kita mohon ampun dan segera memperbaiki perilaku kita - langsung akan terlihat perbaikan pada kesehatan kita, Karena Allah maha pengasih dan penyayang kepada hambanya”. Bahkan untuk beberapa penyakit (yang belum timbul kerusakan organ) kesembuhan itu terjadi dalam hitungan menit – subhanalloh ...
tanpa kita sadari tingkah laku/sikap kita yang kadang “emosi”, “suka marah2?, “gampang tersinggung”, “dendam”, dsb membawa penyakit ke diri kita sendiri, disamping disebabkan oleh makanan atau faktor lain.
Menjaga mulut agar tidak berkata-2 pedas atau menyakiti orang lain, melupakan dendam dan memaafkan orang yang berbuat salah/mendzolimi kita memang sulit. Namun dengan memperbanyak “istigfar” dan sholat, Insya Allah sikap/tabiat kita yang tidak terpuji dapat berubah.
sekali lagi ingat, jagalah hati jangan kau nodai
Berikut ini beberapa penyebab penyakit dan penyebabnya menurut ustad Danu di bengkel hati,.:
jika penyakit terjadi pada anak[ belum baligh] maka penyakit ini di sebabkan oleh kesalahan orang tuanya
. kanker darah =disebabkan oleh rasa jengkel yang dipendam yang sangat lama terutama pada ortu. Rasa jengkel yang disimpan akan menyebabkan kerusakan pada sumsum tulang belakang. Akibatnya ada kelainan darah putih.
. Mata Minus= Hal ini disebabkan karena meremehkan orang lain sehingga Allah mengaburkan pandangannya.atau Memandang sesuatu selalu serius.
. Pendengaran kurang: Tidak mendengarkan nasehat orang terutama orang yang terdekat.atau mungkin anda kurang senyum
. Sakit kepala seperti terbelah-belah =karena sering su’udhon atau buruk sangka
. gangguan menstruasi: Solusinya meminta maaf dengan orang tua.
. Epilepsi= karena menyimpan emosi di dalam otak [dipikir terus], bahkan jika berlangsung lama bisa menjadi tumor/kanker otak).
· Asma= Penyakit asma biasanya disebabkan amarah yang dipendam. Yang harus dilakukan adalah tidak memendamnya, tetapi juga tidak mengumbar amarah. Yang harus dilakukan adalah menyelesaikannya.
· Jantung bocor Sesak nafas =Sering Jengkel pada suami/isteri, kalau di nasehati selalu ditolak.
· Darah rendah= karena kekhawatiran seseorang yang terlalu tinggi.atau juga karena Banyak Pertimbangan, Ragu-Ragu
. Darah tinggi = Emosi tinggi, tak mau kalah.
· Bengkak jantung = orangnya merasa lebih pandai.
. Kolesterol = Punya pendapat tak mau disanggah
· Sakit Maag =kalau di nasehati selalu tidak mau, sering emosional, sering ngomel dalam keluarga.
. Asam urat : Tidak luwes dalam keluarga.penyebab lainnya yaitu Prinsipnya tidak bisa diarahkan.
. Bisul di Pantat = Ambisi tinggi tetapi tidak dikerjakan
. Pilek Sering Ingusan = Sedikit-sedikit difikir serius.
. sering lupa, gemetar, suara ‘pelo’, mulut ngeces, mata inginnya tidur saja= sudah mulai menderita stroke. Disebabkan karena sering jengkel kepada ibunya dan kurang Percaya diri dalam melaksanakan sesuatu.
. Nyeri lengan atas kanan : Memberikan nasehat yang baik kepada seseorang kemudian jengkel karena orang tersebut tidak mampu melaksanakannya.
. stroke dan hipertensi, Hidrosepalus : Suka marah-marah tapi marahnya di dalam hati atau marahnya tidak keluar.
· Rahim bermasalah.= Hal ini dikarenakan bermasalah dengan Ibu sang pasien. Entah dulu sering membangkang atau membentak-bentak. Untuk mengobatinya, harus meminta maaf kepada Ibu dan bertobat kepada Allah.kebanyakan yang berhubungan ama janin,rahim dll .tu disebabkan karena berdosa kepada orang tua
· Gagal ginjal Sehingga cuci darah setiap beberapa hari sekali karena, jika ia belum punya suami atau isteri.penyakit ini karena memendam jengkel /marah/dendam pada orang tua. Jika sudah punya isteri atau suami ya karena juga memendam rasa jengkel pada suami atau isterinya. karena saking terlalu jengkel , kalau melihat saja atau teringat, rasa jengkelnya sangat kuat.dan penyebab lainnya adalah tidak dapat membedakan mana yang baik mana yang buruk, dan mana yang benar mana yang salah.
· Keluar darah dari hidung. (Baik ini dikarenakan oleh polip maupun tumor).Biasanya ini berhubungan dengan “emosi” yg berkenaan dengan lingkungan (penciuman), misalnya krn tdk menyukai sesuatu, maka emosi.
. Penebalan Kulit : Ada amalan-amalan yang selalu di baca ketika ngelamun atau lagi beraktifitas.
. Nyeri perut : Punya amalan-amalan atau selalu mempunyai ke inginan yang kuat dan kalu tidak terpenuhi akan jengkel.
· Perut Kembung =Karena sulit menerima nasehat. Sebenarnya mau di nasehati tapi dia menundanya dulu hingga beberapa lama.
· Tumor payudara kanan =karena kita sering meminta pada suami untuk melakukan kebaikan, tetapi suami malas melakukan, sehingga kita jengkel.
· Anak sakit =katarak karena salah satu kedua orang tuanya sering merendahkan, baik suami ke istri atau istri ke suami atau ke orang lain
· Kaki tangan kiri kesemutan =karena kalau melakukan pekerjaan baik dirumah atau di kantor sering kali ngomel.
· Bronchitis =orangnya diam mudah tersinggung
· sering Pusing – pusing {myumetss }=sering berpikir yang terlalu berat, sering curiga, apa yang diucapkan merasa benar, kalau menyuruh dengah marah.
· Beser =takut akan sesuatu, khawatiran, tidak Percaya Diri.
· Cacar =keinginan yang kuat dengan nafsu tetapi ditahan.
· Kaki sakit (pengapuran) kanan lutut= punya keinginan walau keinginannya baik seperti menyuruh anak sholat tapi dengan marah/kesal.
· Pembekuan Darah =keinginan yang terlalu kuat.
· Gagal ginjal =emosi yang disimpan pada isteri atau suami.
· Tengkuk pegel menjalar ke tulang belakang =sering emosi disimpan dalam hati, orangnya kaku.
· Nyeri perut kanan-kiri= karena sering marah pada istri atau suami dan anaknya.
· Kaki Kapalen(eksim kering) =karena kalau melihat keadaan rumah, kalau ingin melakukan pekerjaan tapi tidak dikerjakan.
· Keropos tulang pinggul (oestoporosis) =Karena sering marah-marah di rumah.
· Kanker Payudara.= Hal ini disebabkan oleh Wanita tersebut memiliki masalah terhadap sang suami atau terhadap anaknya. Misal, tidak mengurus suami dengan baik. Untuk mengobatinya, meminta maaf kepada sang suami atau anak dan bertobat kepada Allah.atau mungkin penyebab lainya yaitu memiliki keinginan yang meledak2
· Kanker pada kaum pria.= Hal ini dikarenakan Pria tersebut sering memarah-marahi sang Istri. Yang harus dilakukan agar sembuh adalah meminta maaf kepada sang istri dan bertobat kepada Allah.
· Empedu=Penyakit ini dikarenakan seringnya membicarakan orang lain, menggosipkan atau membuat fitnah. Pasien-pasien yang menderita penyakit ini mengakui bahwa dia sering melakukan hal-hal tersebut. Untuk mengobatinya, meminta maaf kepada orang yang digosipkan atau difitnah dan bertobat kepada Allah.
Alergi: keinginan yang kuat di barengi dengan kejengkelan/mungkin Ambisi tinggi, ambisi untuk disegani.atau mungkin ada amalan jawa untuk keselamatan
Batu ginjal : Ketika istri melakukan kesalahan dan suami ngerti bahwa itu salah kemudian diam dan jengkel.kejengkelan yang di pendam
Dismenor : Sama suami/anak/orang lain kalau ada masalah sering uring-uringan.
Anak nakal : Orang tuanya juga sering marah-marah/uring-uringan/emosi
Tumor ovarium : punya rasa jengkel banget sama orang tua atau suami.
Nyeri lutut : mempunyai keinginan yang kuat dan kalau tidak terlaksana akan jengkel atau marah.
Tumor tulang : mempunyai keinginan yang kuat tapi diam dan jengkel.
Tumor : orangnya ketaka ada masalah kemudian diam tapi dalam hatinya emosi.
Diabetes melitus : Suka memerintah terutama sama orang yang dekat dan kalau tidak di laksanakan akan marah2
Ketuban pecah dini : Istri mempunyai rasa jenkel banget sama orang tuanya terutama ibunya dan suaminya ada rasa marah sama bapaknya.sama seperti diatas.karena berdosa pada orang tua
Susah punya anak : Kurang cekatan/agresif dalam beribadah dan kurang mesra terhadap pasangan atau sudah dingin.atau durhaka pada orang tua
Sariawan = Suka Ngomel
Sinusitis = Menahan beban pikiran
Penyakit Kulit = Penyakit nostalgia dengan angan-angan, maunya diperhatikan.
Sakit Gigi = Hobinya marah, geram
Hernia = Keinginan tinggi tidak tercapai.
Batuk = cerewet, apa-apa dikomentari
Penyempitan jantung = suka ngatur, kurang suka menerima.
Kanker Usus = Negeyel, semaunya sendiri, ngambek.
Bisul di kepala = Ambisi terlalu tinggi tapi dikerjakan.
Paru-Paru = merasa paling mampu, rasa bangga yang kuat,
Vertigo = tidak mau mendengar nasehat.
Leher Sakit = Suka berpaling.
Keringat Dingin = Terlalu Santai
Keringat Banyak = Kemrungsung
Diabetes = Solusinya paling benar, suka ngatur.
Stroke = Meras mampu berdiri sendiri, pendiam,egois, emosi terlalu tinggi
Anyangan = Apa yang diinginkan supaya tercapai.
Sakit Kejang =jiwa dan Pikiran kurang baik.
Serak = Punya sifat kurang terpuji, merasa mampu
Sakit Kepala (depan) = Berfikir yang bukan2
Sakit Kepala (tengah) = berfikir berhari-hari
Sakit Kepala (belakang) = cepat emosi
Sakit Kepala (samping) = tidak mau mendengar
Sesak nafas di hulu hati = cepat putus asa.
Sesak nafas di atas = emosi disimpan
Sesak nafas di dada = emosi tertekan
Asam Urat Pangkal Ibu Jari = Sangat kukuh, kuat pegang keyakinan
· Hernia pada bayi/anak kecil. Dibawah perut ada lubang kecil, salah satunya ada yg sobek. Ini terjadi biasanya krn ortu (salah satu dr suami/isteri) punya keinginan yg kuat/keras kepala/kaku. Hernia ini mudah sembuh sebab elastis. Solusinya: – bayi ditidurkan pd posisi terlentang. - minta kesembuhan & ampunan pada Allah - memperbanyak sholat tahajud (dg tdk meninggalkan sholat wajib)
· Gondok. Biasanya ini keinginan bicara yg “ingin menang sendiri”, tapi karena takut bicara, maka kelenjar thyroid membengkak. Solusinya: banyak2 mohon ampun/istigfar pada Allah - sholat wajib tdk boleh ditinggalkan, ditambah sholat tahajud. - mohon kesembuhan dari Allah
· Sakit Kuning. Ini empedunya bermasalah. Biasanya karena terlalu banyak ngomong sehingga cenderung menyakiti orang lain. Solusinya: – banyak2 mohon ampun/istigfar pada Allah - sholat wajib tdk boleh ditinggalkan, ditambah sholat tahajud. - mohon kesembuhan dari Allah
· Sakit lever. Biasanya punya dendam yg masih tersimpan. Solusinya: – hilangkan dendam terlebih dahulu. - memaafkan orang yg dianggap bersalah. Solusinya: – banyak2 mohon ampun/istigfar pada Allah - sholat wajib tdk boleh ditinggalkan, ditambah sholat tahajud. - mohon kesembuhan dari Allah
· Pengapuran di tulang belakang & kaki kiri bawah lutut & pinggang sakit.Biasanya sering marah2/jengkel yg disimpan dan sering berobat ke dukun/paranormal. Solusinya: – harus merubah sikap - kalau marah2 harus segera istigfar, dan sebaliknya memaafkan orang2 yg menjengkelkan/membuatnya marah. Solusinya: – banyak2 mohon ampun/istigfar pada Allah - sholat wajib tdk boleh ditinggalkan, ditambah sholat tahajud. - mohon kesembuhan dari Allah
-ada orang mengalami kecelakaan ditabrak mobil dari samping, pinggang patah= Hubungannya dengan pekerjaan. Suka mengambil hak orang lain. Atau ada staf yang minta tolong tetapi tidak menghiraukannya
. ada lagi ini.ibu ini sering menderita sakit di kepala bagian belakang….sakit sariawan dan keputihan…..sering kesemutan…dan juga belum punya keturunan. ( wah sakit kok diborong ya bu?)
Kemudian mas danu menjelaskan bahwa sakit sariawan disebabkan karena kalau bicara sering menyakitkan hati orang lain. Solusinya…bicaralah dengan lebih baik……dan nyantai……..usahakan dengan bahasa yang lebih santun agar tidak meyakitkan orang kita ajak bicara. Kalau kaki sering kesemutan…..disebabkan karena ibu ini sering jengkel sama siapa saja termasuk diri sendiri. Flek disebabkan karena gampang tersinggung….maka solusinya adalah belajar untuk tidak gampang tersinggung…baik kepada suami ataupun kepada saudara-saudara