Iman (yang ketiga)
Pengertian iman secara bahasa menurut Syaikh Ibnu ‘Utsaimin adalah pengakuan yang melahirkan sikap menerima dan tunduk. Kata beliau makna ini cocok dengan makna iman dalam istilah syari’at. Dan beliau mengkritik orang yang memaknai iman secara bahasa hanya sekedar pembenaran hati (tashdiq) saja tanpa ada unsur menerima dan tunduk. Kata ’iman’ adalah fi’il lazim (kata kerja yang tidak butuh objek), sedangkan tashdiq adalah fi’il muta’addi (butuh objek)
Pertama
Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, dan segenap ulama ahli hadits serta ahlul Madinah (ulama Madinah) –semoga Allah merahmati mereka- demikian juga para pengikut madzhab Zhahiriyah dan sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah : pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Para ulama salaf –semoga Allah merahmati mereka- menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang (lihat Kitab Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9).
Kedua
Banyak di antara ulama madzhab Hanafi yang mengikuti definisi sebagaimana yang disebutkan oleh Ath Thahawi rahimahullah yang mengatakan bahwa iman itu pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
Ketiga
Ada pula yang mengatakan bahwa pengakuan dengan lisan adalah rukun tambahan saja dan bukan rukun asli. Inilah pendapat Abu Manshur Al Maturidi rahimahullah, dan Abu Hanifah pun diriwayatkan memiliki sebuah pendapat seperti ini.
Keempat
Sekte Al Karramiyah mengatakan bahwa iman itu hanya pengakuan dengan lisan saja! Maka dari definisi mereka ini orang-orang munafiq itu dinilai sebagai orang-orang beriman yang sempurna keimanannya, akan tetapi menurut mereka orang-orang munafiq itu berhak mendapatkan ancaman yang dijanjikan oleh Allah untuk mereka! Pendapat mereka ini sangat jelas kekeliruannya.
Kelima
Jahm bin Shafwan dan Abul Hasan Ash Shalihi –salah satu dedengkot sekte Qadariyah- berpendapat bahwa iman itu cukup dengan pengetahuan yang ada di dalam hati! [Dan inilah yang diyakini oleh kaum Jabariyah, lihat. Syarh ‘Aqidah Wasithiyah, hal. 163]. Pendapat ini jauh lebih jelas kerusakannya daripada pendapat sebelumnya! Sebab kalau pendapat ini dibenarkan maka konsekuensinya Fir’aun beserta kaumnya menjadi termasuk golongan orang-orang yang beriman, karena mereka telah mengetahui kebenaran Musa dan Harun ‘alaihimash sholatu was salam dan mereka tidak mau beriman kepada keduanya. Karena itulah Musa mengatakan kepada Fir’aun, ”Sungguh kamu telah mengetahui dengan jelas bahwa tidaklah menurunkan itu semua melainkan Rabb pemilik langit dan bumi.” (QS. Al Israa’ [17] : 102). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ”Mereka telah menentangnya, padahal diri mereka pun meyakininya, hal itu dikarenakan sikap zalim dan perasaan sombong. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang melakukan kerusakan itu.” (QS. An Naml [27] : 14). Bahkan iblis pun dalam pengertian Jahm ini juga termasuk kaum beriman yang sempurna imannya! Karena ia tidaklah bodoh tentang Rabbnya, bahkan dia adalah sosok yang sangat mengenal Allah (yang artinya), ”Iblis berkata,’Rabbku, tundalah kematianku hingga hari mereka dibangkitkan nanti.’.” (QS. Al Hijr [15] : 36). Dan hakekat kekufuran dalam pandangan Jahm ini adalah ketidaktahuan tentang Allah ta’ala, padahal tidak ada yang lebih bodoh tentang Rabbnya daripada dia!….
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” (Perkataan dua orang imam ini bisa dilihat di Al Wajiz fii ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 101-102) Bahkan Imam Bukhari rahimahullah mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.” (Lihat Fathul Baari, I/60)
Penjelasan definisi iman
‘Iman itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima semua ajaran yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’ artinya mengucapkan dua kalimat syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah’. Sedangkan ‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya amal hati yang berupa keyakinan-keyakinan dan beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan kemampuannya (Lihat Kitab At Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9)
Dan salah satu pokok penting dari aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah ialah keyakinan bahwa iman itu bertambah dan berkurang (Lihat Fathu Rabbbil Bariyah, hal. 102). Hal ini telah ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al Kitab maupun As Sunnah. Salah satu dalil dari Al Kitab yaitu firman Allah ta’ala (yang artinya), “Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.” (QS. Al Fath [48] : 4).
Dalil dari As Sunnah di antaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang sosok kaum perempuan, ”Tidaklah aku melihat suatu kaum yang kurang akal dan agamanya dan lebih cepat membuat hilang akal pada diri seorang lelaki yang kuat daripada kalian ini (kaum perempuan).” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Maka ayat di atas menunjukkan penetapan bahwa iman itu bisa bertambah, sedangkan di dalam hadits tersebut terdapat penetapan tentang berkurangnya agama. Sehingga masing-masing dalil ini menunjukkan adanya pertambahan iman. Dan secara otomatis hal itu juga mengandung penetapan bisa berkurangnya iman, begitu pula sebaliknya. Sebab pertambahan dan pengurangan adalah dua hal yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Tidak masuk akal keberadaan salah satunya tanpa diiringi oleh yang lainnya.
Dengan demikian dalam pandangan ahlus sunnah definisi iman memiliki 5 karakter : keyakinan, ucapan, amal, bisa bertambah, dan bisa berkurang. Atau bisa diringkas menjadi 3 : keyakinan, ucapan, dan amal. Karena amal bagian dari iman, secara otomatis iman bisa bertambah dan berkurang. Atau bisa diringkas lebih sedikit lagi menjadi 2 : ucapan dan amal, sebab keyakinan sudah termasuk dalam amal yaitu amal hati. Wallahu a’lam.
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.sedang kesemuanya rukun Iman adalah ::
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasulullah
5. Iman kepada Hari Pembalasan
6. Iman kepada taqdir baik dan taqdir buruk
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri
“Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (Q.S. Fatir: 1)
Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang burukDalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik.
Pertama
Imam Malik, Asy Syafi’i, Ahmad, Al Auza’i, Ishaq bin Rahawaih, dan segenap ulama ahli hadits serta ahlul Madinah (ulama Madinah) –semoga Allah merahmati mereka- demikian juga para pengikut madzhab Zhahiriyah dan sebagian ulama mutakallimin berpendapat bahwa definisi iman itu adalah : pembenaran dengan hati, pengakuan dengan lisan, dan amal dengan anggota badan. Para ulama salaf –semoga Allah merahmati mereka- menjadikan amal termasuk unsur keimanan. Oleh sebab itu iman bisa bertambah dan berkurang, sebagaimana amal juga bertambah dan berkurang (lihat Kitab Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9).
Kedua
Banyak di antara ulama madzhab Hanafi yang mengikuti definisi sebagaimana yang disebutkan oleh Ath Thahawi rahimahullah yang mengatakan bahwa iman itu pengakuan dengan lisan dan pembenaran dengan hati.
Ketiga
Ada pula yang mengatakan bahwa pengakuan dengan lisan adalah rukun tambahan saja dan bukan rukun asli. Inilah pendapat Abu Manshur Al Maturidi rahimahullah, dan Abu Hanifah pun diriwayatkan memiliki sebuah pendapat seperti ini.
Keempat
Sekte Al Karramiyah mengatakan bahwa iman itu hanya pengakuan dengan lisan saja! Maka dari definisi mereka ini orang-orang munafiq itu dinilai sebagai orang-orang beriman yang sempurna keimanannya, akan tetapi menurut mereka orang-orang munafiq itu berhak mendapatkan ancaman yang dijanjikan oleh Allah untuk mereka! Pendapat mereka ini sangat jelas kekeliruannya.
Kelima
Jahm bin Shafwan dan Abul Hasan Ash Shalihi –salah satu dedengkot sekte Qadariyah- berpendapat bahwa iman itu cukup dengan pengetahuan yang ada di dalam hati! [Dan inilah yang diyakini oleh kaum Jabariyah, lihat. Syarh ‘Aqidah Wasithiyah, hal. 163]. Pendapat ini jauh lebih jelas kerusakannya daripada pendapat sebelumnya! Sebab kalau pendapat ini dibenarkan maka konsekuensinya Fir’aun beserta kaumnya menjadi termasuk golongan orang-orang yang beriman, karena mereka telah mengetahui kebenaran Musa dan Harun ‘alaihimash sholatu was salam dan mereka tidak mau beriman kepada keduanya. Karena itulah Musa mengatakan kepada Fir’aun, ”Sungguh kamu telah mengetahui dengan jelas bahwa tidaklah menurunkan itu semua melainkan Rabb pemilik langit dan bumi.” (QS. Al Israa’ [17] : 102). Allah ta’ala berfirman (yang artinya), ”Mereka telah menentangnya, padahal diri mereka pun meyakininya, hal itu dikarenakan sikap zalim dan perasaan sombong. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang melakukan kerusakan itu.” (QS. An Naml [27] : 14). Bahkan iblis pun dalam pengertian Jahm ini juga termasuk kaum beriman yang sempurna imannya! Karena ia tidaklah bodoh tentang Rabbnya, bahkan dia adalah sosok yang sangat mengenal Allah (yang artinya), ”Iblis berkata,’Rabbku, tundalah kematianku hingga hari mereka dibangkitkan nanti.’.” (QS. Al Hijr [15] : 36). Dan hakekat kekufuran dalam pandangan Jahm ini adalah ketidaktahuan tentang Allah ta’ala, padahal tidak ada yang lebih bodoh tentang Rabbnya daripada dia!….
Imam Asy Syafi’i rahimahullah berkata, “Iman itu meliputi perkataan dan perbuatan. Dia bisa bertambah dan bisa berkurang. Bertambah dengan sebab ketaatan dan berkurang dengan sebab kemaksiatan.” Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah berkata, “Iman bisa bertambah dan bisa berkurang. Ia bertambah dengan melakukan amal, dan ia berkurang dengan sebab meninggalkan amal.” (Perkataan dua orang imam ini bisa dilihat di Al Wajiz fii ‘Aqidati Salafish shalih, hal. 101-102) Bahkan Imam Bukhari rahimahullah mengatakan, “Aku telah bertemu dengan lebih dari seribu orang ulama dari berbagai penjuru negeri, aku tidak pernah melihat mereka berselisih bahwasanya iman adalah perkataan dan perbuatan, bisa bertambah dan berkurang.” (Lihat Fathul Baari, I/60)
Penjelasan definisi iman
‘Iman itu berupa pembenaran hati’ artinya hati menerima semua ajaran yang dibawa oleh Rasul shallallahu ‘alahi wa sallam. ‘Pengakuan dengan lisan’ artinya mengucapkan dua kalimat syahadat ‘asyhadu an la ilaha illallah wa asyhadu anna Muhammadar rasulullah’. Sedangkan ‘perbuatan dengan anggota badan’ artinya amal hati yang berupa keyakinan-keyakinan dan beramal dengan anggota badan yang lainnya dengan melakukan ibadah-ibadah sesuai dengan kemampuannya (Lihat Kitab At Tauhid li Shaff Ats Tsaani Al ‘Aali, hal. 9)
Dan salah satu pokok penting dari aqidah Ahlus sunnah wal jama’ah ialah keyakinan bahwa iman itu bertambah dan berkurang (Lihat Fathu Rabbbil Bariyah, hal. 102). Hal ini telah ditunjukkan oleh dalil-dalil dari Al Kitab maupun As Sunnah. Salah satu dalil dari Al Kitab yaitu firman Allah ta’ala (yang artinya), “Agar bertambah keimanan mereka di atas keimanan mereka yang sudah ada.” (QS. Al Fath [48] : 4).
Dalil dari As Sunnah di antaranya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang sosok kaum perempuan, ”Tidaklah aku melihat suatu kaum yang kurang akal dan agamanya dan lebih cepat membuat hilang akal pada diri seorang lelaki yang kuat daripada kalian ini (kaum perempuan).” (HR. Al Bukhari dan Muslim).
Maka ayat di atas menunjukkan penetapan bahwa iman itu bisa bertambah, sedangkan di dalam hadits tersebut terdapat penetapan tentang berkurangnya agama. Sehingga masing-masing dalil ini menunjukkan adanya pertambahan iman. Dan secara otomatis hal itu juga mengandung penetapan bisa berkurangnya iman, begitu pula sebaliknya. Sebab pertambahan dan pengurangan adalah dua hal yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Tidak masuk akal keberadaan salah satunya tanpa diiringi oleh yang lainnya.
Dengan demikian dalam pandangan ahlus sunnah definisi iman memiliki 5 karakter : keyakinan, ucapan, amal, bisa bertambah, dan bisa berkurang. Atau bisa diringkas menjadi 3 : keyakinan, ucapan, dan amal. Karena amal bagian dari iman, secara otomatis iman bisa bertambah dan berkurang. Atau bisa diringkas lebih sedikit lagi menjadi 2 : ucapan dan amal, sebab keyakinan sudah termasuk dalam amal yaitu amal hati. Wallahu a’lam.
Pengertian iman dari bahasa Arab yang artinya percaya. Sedangkan menurut istilah, pengertian iman adalah membenarkan dengan hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan tindakan (perbuatan). Dengan demikian, pengertian iman kepada Allah adalah membenarkan dengan hati bahwa Allah itu benar-benar ada dengan segala sifat keagungan dan kesempurnaanNya, kemudian pengakuan itu diikrarkan dengan lisan, serta dibuktikan dengan amal perbuatan secara nyata.
Jadi, seseorang dapat dikatakan sebagai mukmin (orang yang beriman) sempurna apabila memenuhi ketiga unsur keimanan di atas. Apabila seseorang mengakui dalam hatinya tentang keberadaan Allah, tetapi tidak diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan, maka orang tersebut tidak dapat dikatakan sebagai mukmin yang sempurna. Sebab, ketiga unsur keimanan tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan.sedang kesemuanya rukun Iman adalah ::
1. Iman kepada Allah
2. Iman kepada Malaikat Allah
3. Iman kepada Kitab Allah
4. Iman kepada Rasulullah
5. Iman kepada Hari Pembalasan
6. Iman kepada taqdir baik dan taqdir buruk
Beriman kepada Allah adalah kebutuhan yang sangat mendasar bagi seseorang. Allah memerintahkan agar ummat manusia beriman kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman. Tetaplah beriman kepada Allah dan RasulNya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al Qur’an) yang diturunkan kepada RasulNya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasulNya, dan hari kemudian, maka sungguh orang itu telah tersesat sangat jauh.” (Q.S. An Nisa : 136)
Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa Bila kita ingkar kepada Allah, maka akan mengalami kesesatan yang nyata. Orang yang sesat tidak akan merasakan kebahagiaan dalam hidup. Oleh karena itu, beriman kepada Allah sesungguhnya adalah untuk kebaikan manusia itu sendiri
“Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat.” (Q.S. Fatir: 1)
Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits riwayat Muslim tentang iman dan rukunnya. Dari Abdullah bin Umar, ketika diminta untuk menjelaskan iman, Rasulullah bersabda, “iman itu engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya, Rasul-rasulNya dan hari akhir serta beriman kepada ketentuan (takdir) yang baik maupun yang burukDalam hadits tersebut, percaya kepada malaikat merupakan unsur kedua keimanan dalam Islam. Percaya kepada malaikat sangatlah penting karena akan dapat memurnikan dan membebaskan konsep tauhid dari bayangan syirik.
Hakikat Iman
Hakikat iman (nur iman) adalah Cahaya Allah yang memancar di hati orang yangdikehendaki Allah bersih dari segala sesuatu yang tidak disukai-Nya.
QS. Al Baqarah (2) : 257Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka darikegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).
QS. Al Maidah (5) : 16… dengankitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulitakepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, ... [Referensi QS14:1, 5 ; 33:43 ; 57:9 ; 65:11]
QS. An Nuur (24) : 40barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.
QS. Az Zumar (39) : 22orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) berserah diri lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya
Sabda Rasulullah SAW
Apabila cahaya Allah telah masuk kedalam qalbi maka dadapun menjadi lapangdan terbuka…” Seorang sahabat bertanya, “Apakah yang demikian itutanda-tandanya ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Ya, orang-orang yangmengalaminya lalu merenggangkan pandangannya dari negeri tipuan (dunia) danbersiap menuju ke negeri abadi (akhirat) serta mempersiapkan mati sebelummati.( QS. Al An’am (6) : 122
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikankepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalanditengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannyaberada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.(QS. Al Hadid (57) : 12
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuansedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka…Sahabat Anas bin Malik meriwayatkan
Suatu ketika Rasulullah SAW sedang berjalan-jalan. Beliau bertemu denganseorang sahabat Anshar bernama Haritsah.
Hakikat iman (nur iman) adalah Cahaya Allah yang memancar di hati orang yangdikehendaki Allah bersih dari segala sesuatu yang tidak disukai-Nya.
QS. Al Baqarah (2) : 257Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka darikegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).
QS. Al Maidah (5) : 16… dengankitab itu pula Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulitakepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, ... [Referensi QS14:1, 5 ; 33:43 ; 57:9 ; 65:11]
QS. An Nuur (24) : 40barangsiapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun.
QS. Az Zumar (39) : 22orang-orang yang dibukakan Allah hatinya (untuk) berserah diri lalu ia mendapat cahaya dari Rabbnya
Sabda Rasulullah SAW
Apabila cahaya Allah telah masuk kedalam qalbi maka dadapun menjadi lapangdan terbuka…” Seorang sahabat bertanya, “Apakah yang demikian itutanda-tandanya ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, “Ya, orang-orang yangmengalaminya lalu merenggangkan pandangannya dari negeri tipuan (dunia) danbersiap menuju ke negeri abadi (akhirat) serta mempersiapkan mati sebelummati.( QS. Al An’am (6) : 122
Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikankepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalanditengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannyaberada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya.(QS. Al Hadid (57) : 12
(yaitu) pada hari ketika kamu melihat orang mu'min laki-laki dan perempuansedang cahaya mereka bersinar di hadapan dan di sebelah kanan mereka…Sahabat Anas bin Malik meriwayatkan
Suatu ketika Rasulullah SAW sedang berjalan-jalan. Beliau bertemu denganseorang sahabat Anshar bernama Haritsah.
Rasulullah SAW bertanya: "Bagaimanakeadaanmu ya Haritsah?" Haritsah menjawab : "Hamba sekarang benar-benarmenjadi seorang mukmin billah". Rasulullah SAW menjawab: "Yaa Haritsah,pikirkanlah dahulu apa yang engkau ucapkan itu, setiap ucapan itu harusdibuktikan!" Haritsah menjawab : "Ya Rasulullah, hawa nafsu telahmenyingkir, kalau malam tiba hamba berjaga untuk beribadah kepada Allah dandi waktu siang hamba berpuasa..." Sekarang ini hamba dapat melihat ArsyAllah tampak dengan jelas di depan hamba... Hamba dapat melihat orang disurga saling kunjung mengunjungi, Hamba dapat melihat orang di nerakaberteriak-teriak..."Maka Rasulullah SAW berkata : "Engkau menjadi orang yangImannya dinyatakan dengan terang oleh Allah SWT di qolbimu".
Sabda Rasulullah SAW
“…takutlah kamu akan firasat orang-orang mukmin, sebab mereka memandangdengan cahaya Allah…”
Fungsi Iman
Fungsi iman adalah sebagai Syarat untuk mendapat petunjuk/pimpinan Allah.Syarat Untuk Mengerti Penjelasan Al Qur’an, dan Media Mengenal-Nya danRasul-Nya
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya
.QS. An Nuur (24) : 35… Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki…
QS. Ar Ra’du (13) : 27-28Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya, (yaitu) orang-orang yang beriman …
QS. Al Hajj (22) : 54… sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
QS. Yunus (10) : 9Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh,mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya…
QS. At Taghabuun (64) : 11Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan member petunjuk kepada hatinya.
Sabda Rasulullah SAW
“…takutlah kamu akan firasat orang-orang mukmin, sebab mereka memandangdengan cahaya Allah…”
Fungsi Iman
Fungsi iman adalah sebagai Syarat untuk mendapat petunjuk/pimpinan Allah.Syarat Untuk Mengerti Penjelasan Al Qur’an, dan Media Mengenal-Nya danRasul-Nya
Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya
.QS. An Nuur (24) : 35… Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang Dia kehendaki…
QS. Ar Ra’du (13) : 27-28Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya, (yaitu) orang-orang yang beriman …
QS. Al Hajj (22) : 54… sesungguhnya Allah adalah Pemberi Petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus.
QS. Yunus (10) : 9Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shaleh,mereka diberi petunjuk oleh Rabb mereka karena keimanannya…
QS. At Taghabuun (64) : 11Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan member petunjuk kepada hatinya.
2. Syarat Untuk Mengerti Penjelasan Al Qur’an.
Iman adalah syarat untuk dapat menyentuh (mengerti penjelasan terdalam )dari Al Qur’an. Lihat penjelasan pada Bab III Fungsi Al Qur’an bagi orangBeriman
QS. Asy Syura (42) : 52Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an) dan tidakpula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan padanya cahaya, yangKami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hambaKami. [Referensi QS 4:174 ; 64:8]
QS. Al Waaqiah (56) : 77-79sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yangterpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yangdisucikan.
QS. Fushilaat (41) : 53Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi merekabahwa al-Qur'an itu benar.
QS. Al Ankaabuut (29) : 49Sebenarnya, al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.
QS. Ali Imran (3) : 7Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi)nyaada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang lain(ayat-ayat) mutasyaabihaat. … padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnyamelainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kamiberiman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabbkami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan ulilalbab.
Iman adalah syarat untuk dapat menyentuh (mengerti penjelasan terdalam )dari Al Qur’an. Lihat penjelasan pada Bab III Fungsi Al Qur’an bagi orangBeriman
QS. Asy Syura (42) : 52Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (al-Qur'an) dan tidakpula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan padanya cahaya, yangKami tunjuki dengan dia siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hambaKami. [Referensi QS 4:174 ; 64:8]
QS. Al Waaqiah (56) : 77-79sesungguhnya Al-Quran ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yangterpelihara (Lauhul Mahfuzh), tidak menyentuhnya kecuali orang-orang yangdisucikan.
QS. Fushilaat (41) : 53Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi merekabahwa al-Qur'an itu benar.
QS. Al Ankaabuut (29) : 49Sebenarnya, al-Qur'an itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu.
QS. Ali Imran (3) : 7Dia-lah yang menurunkan Al-Kitab (al-Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi)nyaada ayat-ayat yang muhkamat itulah pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang lain(ayat-ayat) mutasyaabihaat. … padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnyamelainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kamiberiman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Rabbkami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan ulilalbab.
3. Iman Media Mengenal-Nya dan Rasul-Nya
QS. Al Hadiid (57) : 19Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka ituorang-orang yang Shiddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabbmereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka.
Tempat Iman
Tempat cahaya iman (nur iman) didalam hati.
QS. Al Hujuraat (49) : 7… Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu …
QS. Al Hujuraat (49) : 14Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepadamereka):" Kamu belum beriman,tetapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.
QS. Al Mujaadilah (58) : 22Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hatimereka …
Berkata Wahab bin Munabbih, bahawasanya Rasulullah SAW telah bersabda :Allah Ta'ala telah berfirman : "Sesungguhnya semua petala langit dan bumiakan menjadi sempit untuk merangkul Zat-Ku, akan tetapi
QS. Al Hadiid (57) : 19Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka ituorang-orang yang Shiddiqin dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Rabbmereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka.
Tempat Iman
Tempat cahaya iman (nur iman) didalam hati.
QS. Al Hujuraat (49) : 7… Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu …
QS. Al Hujuraat (49) : 14Orang-orang Arab Badwi itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepadamereka):" Kamu belum beriman,tetapi katakanlah 'kami telah tunduk', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu.
QS. Al Mujaadilah (58) : 22Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hatimereka …
Berkata Wahab bin Munabbih, bahawasanya Rasulullah SAW telah bersabda :Allah Ta'ala telah berfirman : "Sesungguhnya semua petala langit dan bumiakan menjadi sempit untuk merangkul Zat-Ku, akan tetapi
Aku mudah untukdirangkul oleh qalbu (hati) seorang Mukmin." (Hadits Riwayat Ahmad)
Keterangan Al Qur’an tentang Petunjuk
QS. Al Baqarah (2) : 120Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)".
QS. Yunus (10) : 108… barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untukkebaikan dirinya sendiri.
QS. Al Israa (17) : 15Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnyadia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri …
QS. Al Israa (17) : 97Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk …
QS. Al A’raaf (7) : 178Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orangyang merugi.
QS. Maryam (19) : 76Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.
QS. Al Baqarah (2) : 5Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung.
QS. Al Baqarah (2) : 38… maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak adakekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. Thaahaa (20) : 123Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yangmengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka.
Keterangan Al Qur’an tentang Petunjuk
QS. Al Baqarah (2) : 120Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)".
QS. Yunus (10) : 108… barangsiapa yang mendapat petunjuk maka sesungguhnya (petunjuk itu) untukkebaikan dirinya sendiri.
QS. Al Israa (17) : 15Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnyadia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri …
QS. Al Israa (17) : 97Dan barangsiapa yang ditunjuki Allah, dialah yang mendapat petunjuk …
QS. Al A’raaf (7) : 178Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orangyang merugi.
QS. Maryam (19) : 76Dan Allah akan menambah petunjuk kepada mereka yang telah mendapat petunjuk.
QS. Al Baqarah (2) : 5Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Rabb-nya,dan merekalah orang-orang yang beruntung.
QS. Al Baqarah (2) : 38… maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak adakekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. Thaahaa (20) : 123Maka jika datang kepadamu petunjuk daripada-Ku, lalu barangsiapa yangmengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan seat dan ia tidak akan celaka.
Fungsi Al Qur’an bagi orang Beriman
QS. Al Baqarah (2) : 97… maka Jibril itu telah menurunkan (al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizinAllah; membenarkan apa yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta beritagembira bagi orang-orang yang beriman. [Referensi QS 26 : 92-94]
QS. Ali Imraan (3) : 138(al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk sertapelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. [Referensi QS 2:2]
QS. Al Maidah (5) : 16Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nyake jalan keselamatan, dan (dengankitab itu pula) Allah mengeluarkanorang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
QS. Fushilat (41) : 44al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman[Referensi QS 31:2-5 ; 7:203]
QS. Al Anfaal (8) : 2Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang … apabiladibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya)dan kepada Rabblah mereka bertawakkal [Referensi QS 39:23 ; 17 : 107]
Imam Al Ghazaly mengatakan
QS. Al Baqarah (2) : 97… maka Jibril itu telah menurunkan (al-Qur'an) ke dalam hatimu dengan seizinAllah; membenarkan apa yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta beritagembira bagi orang-orang yang beriman. [Referensi QS 26 : 92-94]
QS. Ali Imraan (3) : 138(al-Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk sertapelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. [Referensi QS 2:2]
QS. Al Maidah (5) : 16Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nyake jalan keselamatan, dan (dengankitab itu pula) Allah mengeluarkanorang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus.
QS. Fushilat (41) : 44al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman[Referensi QS 31:2-5 ; 7:203]
QS. Al Anfaal (8) : 2Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang … apabiladibacakan kepada mereka Ayat-ayat-Nya, bertambahalah iman mereka (karenanya)dan kepada Rabblah mereka bertawakkal [Referensi QS 39:23 ; 17 : 107]
Imam Al Ghazaly mengatakan
Barangsiapa buta hatinya maka tidak akan tersentuh agama ini kecuali hanya kulit dan tanda-tandanya saja, sedangkan intisari hakikat-hakikat agamatidak tersentuh sama sekali. (Ihya Ulumuddin )
Kedudukan Al Qur’an bagi mata hati adalah sama seperti kedudukan matahari bagi mata lahiriah…, hanya dengan itulah sempurnalah penglihatan (Misykat Cahaya-Cahaya).Orang-Orang Beriman
Janji Allah terhadap Orang Beriman
QS. Ali Imran (3) : 139kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orangyang beriman.
QS. Al Mujaadilah (58) : 11niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [Referensi QS 8:4; 9:20 ; 6:165]
QS. Ali Imran (3) : 152Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yangberiman. [Referensi QS 4:175 ; 17:19 ; 9:72 , 111-112 ; 32:17]
QS. At Taubah (9) : 26Kemudian Allah memberi ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orangyang beriman. [Referensi QS13:28 ; 48:4]
QS. Al Baqarah (2) : 62Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani danorang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar berimankepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahaladari Rabb mereka. [Referensi 2:277 ; 3:57 ; 3:199 ; 4:173 ; 16:97 ; 57:19]
QS. Maryam (19) : 96Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang MahaPemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang.
QS. Al Ahzab (33) : 43Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
QS. Asy Syuura (42) : 26dan Dia memperkenankan (do'a) orang-orang yang beriman serta mengerjakanamal yang shalih dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunian-Nya.
QS. Muhammad (47) : 2Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal shalih … Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaanmereka.
QS. Al Ankabuut (29) : 7Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan Kamihapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri merekabalasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
QS. Thahaa (20) : 75Dan barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman, lagisungguh-sungguh beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yangmemperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),
QS. Al Baqarah (2) : 82Dan orang-orang yang beriman serta beramal shalih, mereka itu penghunisurga, mereka kekal di dalamnya.
Kedudukan Al Qur’an bagi mata hati adalah sama seperti kedudukan matahari bagi mata lahiriah…, hanya dengan itulah sempurnalah penglihatan (Misykat Cahaya-Cahaya).Orang-Orang Beriman
Janji Allah terhadap Orang Beriman
QS. Ali Imran (3) : 139kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orangyang beriman.
QS. Al Mujaadilah (58) : 11niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu danorang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. [Referensi QS 8:4; 9:20 ; 6:165]
QS. Ali Imran (3) : 152Dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang-orang yangberiman. [Referensi QS 4:175 ; 17:19 ; 9:72 , 111-112 ; 32:17]
QS. At Taubah (9) : 26Kemudian Allah memberi ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orangyang beriman. [Referensi QS13:28 ; 48:4]
QS. Al Baqarah (2) : 62Sesungguhnya orang-orang mu'min, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani danorang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar berimankepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahaladari Rabb mereka. [Referensi 2:277 ; 3:57 ; 3:199 ; 4:173 ; 16:97 ; 57:19]
QS. Maryam (19) : 96Sesungguhnya orang-orang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang MahaPemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka kasih sayang.
QS. Al Ahzab (33) : 43Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman.
QS. Asy Syuura (42) : 26dan Dia memperkenankan (do'a) orang-orang yang beriman serta mengerjakanamal yang shalih dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunian-Nya.
QS. Muhammad (47) : 2Dan orang-orang yang beriman (kepada Allah) dan mengerjakan amal-amal shalih … Allah menghapus kesalahan-kesalahan mereka dan memperbaiki keadaanmereka.
QS. Al Ankabuut (29) : 7Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan Kamihapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri merekabalasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.
QS. Thahaa (20) : 75Dan barangsiapa datang kepada Rabbnya dalam keadaan beriman, lagisungguh-sungguh beramal shalih, maka mereka itulah orang-orang yangmemperoleh tempat-tempat yang tinggi (mulia),
QS. Al Baqarah (2) : 82Dan orang-orang yang beriman serta beramal shalih, mereka itu penghunisurga, mereka kekal di dalamnya.
Ciri Orang yang Beriman
Dari cahaya iman yang ada dalam hatinya, jadilah orang-orang berimanmelakukan aktifitas-aktifitas yang mencirikan keimanannya.
QS. Al Baqarah (2) : 177Beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,nabi-nabi memberikan harta yang dicintainya [Referensi QS 9:92 ; 3:134 ; 8:3]
.QS. At Taubah (9) : 112bertaubat, beribadat, memuji (Allah), melawat, ruku', sujud, menyuruhberbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan memelihara hukum-hukum Allah.
(QS. 5:16)Orang yang mampu keluar dari dominasi hawa nafsunya dengan berserah dirikepada Allah, adalah orang yang mati sebelum mati, yang akan diberikancahaya Iman oleh Allah SWT.
Dari cahaya iman yang ada dalam hatinya, jadilah orang-orang berimanmelakukan aktifitas-aktifitas yang mencirikan keimanannya.
QS. Al Baqarah (2) : 177Beriman kepada Allah, Hari Kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab,nabi-nabi memberikan harta yang dicintainya [Referensi QS 9:92 ; 3:134 ; 8:3]
.QS. At Taubah (9) : 112bertaubat, beribadat, memuji (Allah), melawat, ruku', sujud, menyuruhberbuat ma'ruf dan mencegah berbuat munkar dan memelihara hukum-hukum Allah.
(QS. 5:16)Orang yang mampu keluar dari dominasi hawa nafsunya dengan berserah dirikepada Allah, adalah orang yang mati sebelum mati, yang akan diberikancahaya Iman oleh Allah SWT.
Semoga Setelah kita meyakini, mengetahui akan kebesaran dan keagungan serta Ke Murahan kasih sayang Allah Swt kepada kita khususnya kaum Muslimin yang telah di beri anugerah dan hidayah akan Ke Imanan itu sendiri patutlah kiranya kita mensyukuri akan nikmatnya hidayah Iman ini karena dalam bersyukur ada mempunyai beberapa fadilah dan hikmah di dalamnya , ini adalah rangkuman keterangan dari ayat ayat tentang bersyukur:
AYAT AYAT AL QURAN TENTANG SYUKUR
1. 2:52. Kemudian sesudah itu Kami maafkan kesalahanmu, agar kamu bersyukur.
2. 2:56. Setelah itu Kami bangkitkan kamu sesudah kamu mati, supaya kamu bersyukur.
3. 2:152. Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.
4. 2:158. Sesungguhnya Safa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah. Maka barang siapa yang beribadah haji ke Baitullah atau ber-`umrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai antara keduanya. Dan barang siapa yang mengerjakan suatu kebajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Maha Mensyukuri kebaikan lagi Maha Mengetahui.
5. 2:172. Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu menyembah.
5."Ya Tuhanku, bagi-Mu segala puji yang layak bagi keagungan wajahMu dan kebesaran kekuasaanMu." (HR. Ath-Thabrani)
6. Yang paling pandai bersyukur kepada Allah adalah orang yang paling pandai bersyukur kepada manusia. (HR. Ath-Thabrani)
7. Apabila seorang melihat orang cacat lalu berkata (tanpa didengar oleh orang tadi) :"Alhamdulillah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang diujikan Allah kepadanya dan melebihkan aku dengan kelebihan sempurna atas kebanyakan makhlukNya", maka dia tidak akan terkena ujian seperti itu betapapun keadaannya. (HR. Abu Dawud)
8. Dua hal apabila dimiliki oleh seseorang dia dicatat oleh Allah sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Dalam urusan agama (ilmu dan ibadah) dia melihat kepada yang lebih tinggi lalu meniru dan mencontohnya. Dalam urusan dunia dia melihat kepada yang lebih bawah, lalu bersyukur kepada Allah bahwa dia masih diberi kelebihan. (HR. Tirmidzi)
9. Sebaik-baik do'a adalah pada hari Arafat dan sebaik-baik yang aku ucapkan dan juga diucapkan oleh para nabi sebelum aku adalah ucapan:
"Laa ilaaha illallahu wahdahu laa syarikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu wahuwa ala kulli syaiin qodir." (Tidak ada Tuhan kecuali Allah yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah segala kekuasaan dan pujian. Dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa) (HR. Ahmad)
No comments:
Post a Comment